Selasa, 21 Desember 2021

SEJARAH POHON CEMARA DIJADIKAN POHON NATAL BAGI UMAT KRISTEN

 

SEJARAH POHON CEMARA DIJADIKAN POHON NATAL BAGI UMAT KRISTEN

 

      Perayaan Natal adalah salah satu perayaan kristen yang besar yang merayakan kelahiran Jesus ke dunia ini. Perlu dipahami bahwa yang yang dirayakan bukan "hari kelahiran-Nya", karena hari kelahiran-Na tidak bisa lagi diketahui dengan pasti. Tetapi yang dirayakan adalah kelahirannya itu sendiri yang pasti terjadi di tengah-tengah umat manusia dan dunia sesuai dengan kesaksian Kitab Injil. Kelahiran Yesus itu kemudian disebut Natal, yang dalam bahasa Latin artinya lahir atau kelahiran.

        Dalam menyambut perayaan Natal itu biasanya umat Kristen umumnya menghiasi rumahnya dan juga gereja dengan "pohon natal", yang kadang- kadang juga disebut "pohon terang" karena pohon itu dihiasi dengan lilin atau dalam zaman modern ini dengan bola-bola lampu listrik yang gemerlapan.

          Pohon Natal itu aslinya dibuat dari pohon cemara atau pohon pinus.Tetapi dalam zaman modern ini karena berbagai pertimbangan tetutama tuntutan untuk memelihara lingkungan dan tidak merusak hutan atau pepohonan maka pohon cemara itu diganti dengan tiruannya yang terbuat dari bahan plastik atau bahan lainnya yang tidak membahayakan.

         Kebiasaan membuat pohon cemara sebagai simbol Natal dan menghiasinya dengan berbagai pernak-pernik dalam sejarahnya diketahui berawal dari bangsa Jerman pada abad 16 M. Ada sebuah cerita yang mengisahkan kejadian saat Martin Luther, tokoh Reformasi Gereja di Jerman, sedang berjalan-jalan di hutan pada suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan, Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang dilihatnya di hutan itu, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang pohon cemara tersebut.

Sejak itu maka umat Kristen di Jerman bahkan kemudian di seluruh dunia memakai pohon cemara yang dihiasi dengan lilin dan pernak- pernik yang indah sebagai simbol Natal bahkan kemudian disebut sebagai pohon Natal

 

       Pohon Natal yang dibuat dari pohon cemara itu melambangkan "kehidupan yang kekal". Ini disebabkan karena Natal yang dirayakan pada setiap 25 Desember,  yang pada saat itu  musim salju sedang melanda belahan dunia bagian utara, termasuk Eropa. Pada saat musim salju itu hampir semua pohon daunnya rontok berguguran. Satu-satunya pohon yang tidak mengalami kerontokan dan daunnya tetap hijau di musim salju itu adalah pohon cemara. Pada daun-daun pohon cemara itu hinggap serangga-serangga ( kunang-kunang) yang  dapat memancarkan cahaya  berkedap-kedip yang indah sekali  pada malam hari.

Itulah sebabya bangsa Jerman memakai pohon cemara itu sebagai simbol Natal, yang berarti simbol kehidupan yang penuh harapan baru.

 

         Kalau ditelusuri lebih jauh ke belakang, jauh sebelum lahirnya umat Kristen, pohon cemara  sepanjang tahun juga telah memiliki arti khusus bagi banyak orang yang tinggal di daerah  yang mengalami musim salju. Pada saat itu  mereka biasa menghias rumah dengan pohon cemara tersebut. Konon, cemara ini diyakini oleh mereka untuk mengusir dan menjauhkan roh-roh jahat, iblis, serta penyakit.

Hingga kini pohon cemara telah dipajang selalu pada saat perayaan  Natal. Seolah- olah perayaan Natal tidak ada tanpa pohon Natal tersebut lagi. Dan kini bahkan sejak awal Desember, pohon Natal tersebut berdiri megah dan indah selain di gereja juga di pusat keramaian mulai dari mal, perkantoran hingga restoran dan kafe serta di rumah-rumah mereka yang merayakan Natal. Pohon Natal pun jadi simbol perayaan hari Natal yang penuh kedamaian. Karena itu marilah kita rayakan Natal itu dengan sederhana, kudus, hikmat, dan penuh kedamaian dan kasih,  tanpa mengurangi sukacita surgawi yang dibawakan oleh Yesus itu. Selamat menyambut Natal (Pdt MSM Panjaitan, MTh)