SEJARAH POHON CEMARA DIJADIKAN POHON NATAL BAGI UMAT KRISTEN
Perayaan Natal adalah salah satu perayaan kristen yang besar yang
merayakan kelahiran Jesus ke dunia ini. Perlu dipahami bahwa yang yang
dirayakan bukan "hari kelahiran-Nya", karena hari kelahiran-Na tidak
bisa lagi diketahui dengan pasti. Tetapi yang dirayakan adalah kelahirannya itu
sendiri yang pasti terjadi di tengah-tengah umat manusia dan dunia sesuai
dengan kesaksian Kitab Injil. Kelahiran Yesus itu kemudian disebut Natal, yang
dalam bahasa Latin artinya lahir atau kelahiran.
Dalam menyambut
perayaan Natal itu biasanya umat Kristen umumnya menghiasi rumahnya dan juga
gereja dengan "pohon natal", yang kadang- kadang juga disebut
"pohon terang" karena pohon itu dihiasi dengan lilin atau dalam zaman
modern ini dengan bola-bola lampu listrik yang gemerlapan.
Pohon Natal
itu aslinya dibuat dari pohon cemara atau pohon pinus.Tetapi dalam zaman modern
ini karena berbagai pertimbangan tetutama tuntutan untuk memelihara lingkungan
dan tidak merusak hutan atau pepohonan maka pohon cemara itu diganti dengan
tiruannya yang terbuat dari bahan plastik atau bahan lainnya yang tidak
membahayakan.
Kebiasaan
membuat pohon cemara sebagai simbol Natal dan menghiasinya dengan berbagai
pernak-pernik dalam sejarahnya diketahui berawal dari bangsa Jerman pada abad
16 M. Ada sebuah cerita yang mengisahkan kejadian saat Martin Luther,
tokoh Reformasi Gereja di Jerman, sedang berjalan-jalan di hutan pada
suatu malam. Terkesan dengan keindahan gemerlap jutaan bintang di
angkasa yang sinarnya menembus cabang-cabang pohon cemara di hutan,
Martin Luther menebang sebuah pohon cemara kecil dan membawanya pulang pada
keluarganya di rumah. Untuk menciptakan gemerlap bintang seperti yang
dilihatnya di hutan itu, Martin Luther memasang lilin-lilin pada tiap cabang
pohon cemara tersebut.
Sejak itu maka umat Kristen di Jerman bahkan kemudian di
seluruh dunia memakai pohon cemara yang dihiasi dengan lilin dan pernak- pernik
yang indah sebagai simbol Natal bahkan kemudian disebut sebagai pohon Natal
Pohon Natal
yang dibuat dari pohon cemara itu melambangkan "kehidupan yang
kekal". Ini disebabkan karena Natal yang dirayakan pada setiap 25
Desember, yang pada saat itu musim salju sedang melanda belahan dunia
bagian utara, termasuk Eropa. Pada saat musim salju itu hampir semua pohon
daunnya rontok berguguran. Satu-satunya pohon yang tidak mengalami kerontokan
dan daunnya tetap hijau di musim salju itu adalah pohon cemara. Pada daun-daun
pohon cemara itu hinggap serangga-serangga ( kunang-kunang) yang dapat memancarkan cahaya berkedap-kedip yang indah sekali pada malam hari.
Itulah sebabya bangsa Jerman memakai pohon cemara itu
sebagai simbol Natal, yang berarti simbol kehidupan yang penuh harapan baru.
Kalau
ditelusuri lebih jauh ke belakang, jauh sebelum lahirnya umat Kristen, pohon
cemara sepanjang tahun juga telah
memiliki arti khusus bagi banyak orang yang tinggal di daerah yang mengalami musim salju. Pada saat itu mereka biasa menghias rumah dengan pohon
cemara tersebut. Konon, cemara ini diyakini oleh mereka untuk mengusir dan
menjauhkan roh-roh jahat, iblis, serta penyakit.
Hingga kini pohon cemara telah dipajang selalu pada saat
perayaan Natal. Seolah- olah perayaan
Natal tidak ada tanpa pohon Natal tersebut lagi. Dan kini bahkan sejak awal
Desember, pohon Natal tersebut berdiri megah dan indah selain di gereja juga di
pusat keramaian mulai dari mal, perkantoran hingga restoran dan kafe serta di
rumah-rumah mereka yang merayakan Natal. Pohon Natal pun jadi simbol perayaan
hari Natal yang penuh kedamaian. Karena itu marilah kita rayakan Natal itu
dengan sederhana, kudus, hikmat, dan penuh kedamaian dan kasih, tanpa mengurangi sukacita surgawi yang
dibawakan oleh Yesus itu. Selamat menyambut Natal (Pdt MSM Panjaitan, MTh)