GEREJA RUMAH
Diperkirakan sampai akhir abad ke dua Masehi bentuk gereja
mula-mula masih merupakan “gereja-
rumah”, yakni gereja yang mempergunakan rumah sebagai tempat bersekutu. Orang-orang Kristen itu
belum memiliki gedung gereja yang dibangun secara khusus untuk tempat
persekutuan dan peribadahan mereka. Kegiatan mereka masih di lakukan di
rumah-rumah.
“Gereja- rumah” yang pertama dijumpai
di Yerusalem. Di sana ada sebuah rumah yang sudah sering dipergunakan oleh
murid-murid dan pengikut Yesus untuk berkumpul, baik semasa mereka masih
bersama-sama dengan Yesus di dunia ini, maupun setelah kenaikan Yesus ke sorga.
Dari Kitab Perjanjian Baru bisa diketahui
bahwa dalam rumah tersebut ada tiga persitiwa besar yang pernah terjadi
bagi murid-murid dan pengikut Yesus, yakni:
1.
Perjamuan
Tuhan, sebelum kematian Tuhan Yesus (Markus 14, 12-26)
2.
Penampakan
Yesus kepada murid-muridNya sesudah kebangkitanNya (Yoh. 20,14-29)
3.
Kedatangan
Roh Kudus pada hari Pentakosta (Kis. 2).
Menurut Mark. 14, 15, keadaan rumah tersebut cukup besar dan
bertingkat. Salah satu ruangan dari rumah itu bisa memuat lebih dari 120 orang
( (Kis. 1,12.13). Tetapi tidak jelas disebut siapa pemilik rumah tersebut.
Namun suatu petunjuk yang bisa dipergunakan untuk mengetahui
siapa pemilik rumah itu ada dalam Kissah
para Rasul pasal 12. Di sana disebut adanya sebuah rumah di Yeruslem yang nampaknya sudah biasa dipergunakan oleh murid-murid Yesus dan
orang-orang Kristen mula-mula untuk berkumpul dan berdoa. Ketika Petrus
dilepaskan secara mujizat dari penjara Herodes oleh malaekat Tuhan, maka dia
terus pergi menuju rumah tersebut dan bergabung dengan saudara-saudaranya yang
sudah berkumpul di sana. Kalau rumah tersebut sama dengan rumah yang menjadi
tempat peristiwa yang disebut di atas, maka rumah itu adalah “rumah Maria ibu
Yohannes yang disebut juga Markus” (Kis.12,12). Markus yang dimaksud ialah
orang yang kemudian menulis kitab Injil yang tertua dalam Perjanjian Baru yakni
Injil Markus. Petunjuk lain mengenai ini ialah bahwa ketika orang yang bernama
Markus itu menulis tentang peristiwa penangkapan Yesus di Taman Getsemane, dia
memasukkan suatu kejadian yang diabaikan oleh penulis Injil Matius dan Lukas.
Kejadian itu ialah bahwa ketika semua murid-murid itu melarikan diri
meninggalkan Yesus, “Ada seorang muda, yang pada waktu itu hanya memakai
sehelai kain lenan untuk menutup badannya , mengikut Dia. Mereka hendak
menangkapnya, tetapi ia melepsakan kainnya dan lari dengan telanjang” (Mark.
14,51.52). Jika rumah yang mempunyai kamar tamu besar di ruang atas itu adalah
rumah Maria ibu Markus, maka kemungkinan sekali pemuda yang yang dimaksud tadi
adalah Markus itu sendiri. Rupanya setelah suatu Perjamuan yang diadakan di rumah itu selesai,Yesus dan murid-muridNya keluar. Tetapi Markus yang mendengar mereka
telah keluar dari rumah itu, bangkit dari tempat tidurnya serta mengikuti
mereka dari belakang tanpa lebih dulu berpakaian.
Selain gereja rumah yang di Yerusalem itu, masih banyak lagi
gereja rumah yang lain yang disebut dalam Perjanjian Baru, sekaligus juga dengan menyebut nama
pemilik dari rumah itu, misalnya rumah
Lidia di Filipi (Kis. 16, 40), rumah
Titius Yustus di Konrintus ( Kis. 18,7), rumah Priska dan Akwila di Roma (Roma
16, 3-5; ), dan di Epesus ( I Kor.16,
19), rumah Nimfa di Laodikea (Kol.
4,15), rumah Filemon di Kolosse ( Filemon 1-2), dll.
Kehidupan gereja mula-mula dalam bentuk gereja rumah seperti
disebut di atas, bukan hanya terjadi pada zaman Perjanjian Baru, tetapi
diperkirakan berlangsung sampai akhir abad kedua. Memang ada petunjuk yang memperlihatkan bahwa
di Edessa, kira-kira 300 mil sebelah Barat Arbil Mesopotamia Utara, telah
pernah didirikan sebuah gedung gereja oleh raja negeri itu, Abgar VIII, segera
setelah raja itu menjadikan Kristen sekitar tahun 180 M. Tetapi bangunan itu
telah hancur tahun 201 disebabkan oleh bahaya banjir yang melanda negeri tersebut pada waktu itu.
Orang-orang Kristen di kekaisaran Roma kelihatannya memang
lebih suka bersekutu di rumah-rumah pada
mulanya. Penganut-penganut agama lain yang ada di sana umumnya mempunyai
rumah ibadah. Orang-orang Yahudi juga mempunyai rumah ibadah, yakni
sinagoge-sinagoge. Tetapi orang-orang kristen merupakan golongan agama yang
baru. Mereka belum diakui oleh pemerintah, bahkan sering dicurigai dan dikejar-kejar, dipersekusi atau dihambat, sehingga
mereka tidak merasa aman. Di beberaapa tempat orang-orang Kristen
memiliki tanah sendiri untuk tempat kuburan. Dan boleh dikatakan bahwa pada
mulanya kuburanlah yang merupakan satu-satunya milik gereja. Di bawah tanah
kuburan itu dibuat ruangan-ruangan yang disebut katakombe. Karena itu di
kuburan tersebutlah juga orang-orang Ktisten sering berkumpul untuk
berdoa,beribadah, sekaligus juga untuk mengamankan tanah kuburan itu sebagai
suatu kebiasaan yang terjadi di kekaisaran Romawi. Dan pada masa-masa
penghambatan, katakombe-katakombe itu sering dipergunakan sebagai tempat
persembunian mereka.
Di Dura-Europos, yakni sebuah kota benteng pertahanan
pemerintahan Romawi yang letaknya di perbatasan sebelah Timur dari kekaisaran
itu (sekarang sudah masuk wilayah Irak), ada sebuah bekas bangunan gereja-rumah
yang bertahan sampai sekarang dan banyak dikunjungi orang.Para arkheolog
(ahli-ahli peninggalan Purbakala) menemukan bekas bangunan itu di bawah
timbunan pasir tahun 1934. Menurut penelitian para ahli, bangunan itu telah ada sebelum tahun 100 M,
hanya tidak jelas diketahui kapan mulai dipergunakan orang-orang Kristen
sebagai tempat bersekutu. Tetapi dari
hasil penelitian para ahli, diketahui bahwa tahun 232 bangunan itu telah diubah
bentuknya, supaya lebih sesuai dengan tempat ibadah. Satu dinding tembok di dalamnya diruntuhkan supaya
ruangannya lebih luas. Dan di dalamnya dibangun sebuah panggung untuk altar.
Dalam salah satu ruangannya yang lebih kecil dibangunn sebuah bak air dari
batu, yang diduga dipergunakan sebagai tempat untuk membaptiskan orang.
Seseorang yang akan dibaptis dibawa ke
sana dan dalam posisi berdiri, kepada
orang tersebut ditumpahkan air yang diambil dari bak tersebut. Selain itu
pada dinding bagian dalam dari ruangan
itu dijumpai beberapa lukisan atau gambar yang mencerminkan cerita-cerita
Alkitab yang bisa memberi makna apa arti baptisan dan hidup orang-orang
Kristen pada waktu itu. Di dinding depan misalnya terdapat gambar Yesus sebagai
Gembala Yang Baik, yang sedang memikul seekor domba di pundaknya untuk dibawa
kepada kawanan domba yang lain, seperti yang diceritakan dalam Yoh. 10, 14-16.
Pada dinding samping dijumpai antara lain gambar orang lumpuh yang disembuhkan
Yesus dengan teks di bawahnya: “dosamu telah diampuni” (Mark.2,5). Kemudian
gambar Yesus yang sedang menarik tangan Petrus yang hampir tenggelam di air ke
dalam perahu (Mat. 14,31), yang di bawahnya ditulis kata-kata: “perahu itu
menggambarkan gereja”. Selain itu ada gambar wanita dengan kendi air di sumur
Yakob, dengan teks di bawahnya: “air yang hidup” (Yoh. 4,10); gambar dari tiga
orang wanita di dekat kuburan yang kosong (Mark.16 dan Roma 6, 4), dengan teks
di bawahnya: “Sama seperti Kristus telah dibangkitkan…, demikian juga kita akan
hidup dalam hidup yang baru”. (Pdt MSM Panjaitan )