MAKNA ZIARAH KE
KUBURAN MENURUT KEPERCAYAAN KRISTEN
Belakangan ini orang-orang Kristen
telah banyak yang mempunyai kebiasaan melakukan ziarah ke kuburan. Pada
dasarnya kebiasaan itu adalah berasal dari orang muslim. Kata ziarah
sendiri adalah serapan kata Arab, yang
berarti berkunjung, bisa berkunjung ke kerabat dan berkunjung ke kuburan.
Ziarah ke kerabat mempunyai makna untuk memperteguh tali atau hubungan
silaturahmi, sedangkan ziarah ke kuburan untuk mengingat kematian itu sendiri
yang menimpa seiap orang. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KIBI) kata
“ziarah” diartikan sebagai “kunjungan ke tempat-tempat yang dianggap kramat atau
mulia ( makam dan sebagainya)”, sedangkan berziarah diartikan sebagai perbuatan
“berkunjung ke tempat-tempat yang dianggap kramat atau mulia (makam dan
sebagainya) untuk berkirim doa”. Tidak disebut berkirim doa untuk siapa, tetapi
dari prakteknya mungkin berkirim doa kepada Allah untuk arwah orang mati yang
dikubur dalam kuburan itu, sesuai dengan kepercayaan Islam.
Walaupun mungkin banyak orang
kristen mengartikan ziarah seperti pemahaman Islam atau pengertian yang disebut
dalam KIBI itu, tetapi makna ziarah menurut
kepercayaan Kristen yang sebenarnya tidak
seperti itu halnya. Bagi orang Kristen kebiasaan ziarah itu banyak dilakukan
pada Hari Paskah atau masa Akhir Tahun
Gerejawi yang sekaligus juga ditetapkan sebagai Peringatan akan orang yang
telah meninggal. Tetapi melakukan ziarah tidak dibatasi hanya pada hari-hari
seperti itu. Kita bisa melakukan ziarah atau kunjungan ke kuburan setiap waktu.
Dalam melakukan kunjungan ke kuburan itu biasanya juga sekaligus membersihkan
kuburan itu dari rerumputan yang menumbuhi kuburan tersebut, supaya kuburan itu
kelihatan bersih dan indah jangan menyeramkan. Banyak kuburan yang tidak
terurus, yang sangat jarang dibersihkan, semak belukar tumbuh begitu saja
sehingga kuburan itu kelihatan sangat menyeramkan dan menakutkan sekali. Kuburan tidak seharusnya ditakuti, seolah-olah
roh-roh orang mati itu bergentayangan di sana. Orang-orang Kristen yang berlatar-belakang
Batak, masih ada yang menganggap bahwa
ziarah ke kuburan itu, terutama kuburan orang tua atau moyangnya adalah untuk menghormati roh orang yang sudah
meninggal itu, bahkan ada yang meminta
berkat kepadanya untuk memperoleh rezeki yang baik dan kesehatan, atau
bahkan agar diberi jodoh bagi yang belum
mempunyai jodoh dan keturunan bagi orang
yang belum mempunyai keturunan. Dengan anggapan seperti itu tidak jarang adanya dulu orang
mengunjungi kuburan dengan membawa
makanan dan diletakkan di atas kuburan itu dan dipercyai bahwa perbuatan itu
menyenangkan bagi orang mati yang ada di kuburan tersebut, sehingga rohnya memberkati orang yang menaruh
makanan itu. Biasanya orang yang berbuat seperti itu adalah keturunan dari yang
meninggal itu, atau kerabat dekatnya. Tetapi perbuatan seperti itu adalah
perbutan sesat, karena dalam kepercayaan kristen tidak ada lagi roh orang mati.
Yang mempunyai roh adalah orang yang masih hidup, dan roh itu adalah kekuatan yang berasal dari Allah yang membuat
manusia itu hidup ( Kejadian 2: 7 ). Ada juga yang mengganggap orang mati itu
punya hantu atau begu, yang bisa
mengganggu atau menyakiti mausia yang hidup yang tidak disukainya. Ini adalah
juga pikiran yang sesat. Dalam kepercayaan kristen, orang mati tidak bisa lagi
berhubungan dengan orang hidup, dan orang hidup
juga tidak bisa berkomunikasi dengan orang mati. Dalam Pengkotbah 9: 5-6
disebut “....orang mati tak tahu apa-apa,
tak ada lagi upah bagi mereka, bahkan kenangan kepada mereka sudah lenyap. Baik
kasih mereka maupun kebencian dan kecemburuan mereka sudah lama hilang, dan
untuk selama-lamanya tak ada lagi bahagian mereka dalam segala sesuatu yang
terjadi di bawah matahari.” Tetapi
iblis yang selalu berusaha menyesatkan manusia, bisa menyamar sebagai
“hantu” orang meninggal mendatangi seseorang, seolah-olah dalam anggapan orang
hidup yang didatangi itu seseorang yang sudah meninggal itulah yang mendatangi
dirinya.
Lalu dalam melakukan ziarah, apakah
berdoa bisa dilakukan di kuburan? Di mana-mana kita bisa berdoa, termasuk di
kuburan. Tetapi jika kita berdoa di kuburan, tentu yang kita doakan bukanlah orang
mati yang ada dalam kuburan itu, dan tidak juga meminta sesuatu dari orang mati
iu. Kita tetap berdoa kepada Allah Bapa, dan yang kita doadakan adalah diri kita
yang masih hidup, supaya kita diberi kekuatan mejalani hari- hari hidup ini,
terutama dalam mengahadapi kematian itu sendiri. Janganlah kiranya kuasa
kematian yakni dosa, iblis dan roh-roh duniawi
yang telah ditaklukkan oleh Yesus membuat diri kita merasa cemas dan
kuatir akan hidup ini. Cuci muka pun bisa dilakukan yang juga diiringi doa
dalam hati, kiranyaTuhan yang telah mengalahkan kuasa maut membersihkan wajah
kita dari air mata yang disebabkan oleh berbagai kesedihan di dunia ini. ( Pdt Mangotang SM Panjaitan, MTh).
Tidak ada komentar:
Posting Komentar