Sabtu, 22 Mei 2021

MEMAKNAI PERAYAAN HARI RAYA PENTAKOSTA DALAM HIDUP KEKRISTENAN

 

MEMAKNAI  PERAYAAN HARI RAYA PENTAKOSTA DALAM HIDUP KEKRISTENAN
                Hari Raya Pentakosta yang kita rayakan  merupakan salah satu hari besar gereja dan umat kristiani,  bersama dengan Hari Raya Natal dan Hari Raya Pentakosta. Hari raya ini adalah peringatan akan turunnya Roh Kudus kepada murid-murid Yesus ketika mereka bersekutu di sebuah tempat di Yerusalem. Di beri namanya Hari Pentakosta yang berarti “hari yang ke lima puluh”, karena peristiwa itu terjadi bertepatan dengan Hari Raya Pentakosta Yahudi pada waktu itu. Allah telah mengaturkan melalui Musa supaya umat Israel merayakan hari itu, yakni tujuh minggu (hari ke lima puluh )  setelah Hari Raya Paskah ( Imamat 23: 15-18). Di tengah-tengah umat Israel,  kadang-kadang hari raya itu juga disebut Hari Raya Tujuh Minggu ( Ulangan 16: 9-10): “Tujuh minggu harus kau hitung: pada waktu orang mulai menyabit gandum yang belum dituai, haruslah engkau mulai menghitung tujuh minggu itu. Kemudian haruslah engkau merayakan hari raya Tujuh Minggu bagi TUHAN, Allahmu, sekedar persembahan sukarela yang akan kauberikan, sesuai dengan berkat yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allahmu”. Kadang-kadang hari itu juga  disebut Hari Raya Panen, atau hari raya buah sulung panen, karena hari raya itu dilakukan pada masa permulaan panen, dan mereka membawa persembahan mereka dari buah sulung hasil panen mereka. Pada hari itu semua orang Israel harus bersuka-cita  mulai dari anak-anak hingga orang dewasa,  hamba mereka laki-laki atau hamba mereka perempuan, orang Lewi, beserta seluruh orang asing, anak yatim dan janda yang ada  di tengah-tengah mereka.
                Setelah pembuangan Babel orang Yehuda menjadikan Baith Allah di Yerusalem sebagai pusat keagamaan Yahudi, dan diaturkan supaya pada setiap hari raya Yahudi semua laki-laki dewasa harus datang dari seluruh kediaman orang Yahudi berkumpul  ke Yerusalem untuk memberikan persembahan dan pajak tahunan ke Baith Allah. Bertepatan pada hari Raya Pentakosta, ketika banyak orang Yahudi berkumpul di Yerusalem yang datang dari 16 bangsa yang ada di dunia ini ( Partia, Media, Elamit, Mesopotamia, Yudea, Kapadokia, Pontus, Asia, Prigia, Pamfilia, Mesir, Libia, Kirene, Roma, Kreta dan Arab : Kis. Rasul 2: 9-11) turunlah Roh Kudus menghinggapi  para murid Tuhan Yeus ketika mereka bersekutu sebagaimana biasa di sebuah rumah di Yerusalem, sebagaimana telah dijanjikan Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya sebelum Dia naik ke sorga.  Hari inilah yang dijanjikan oleh Tuhan Yesus kepada murid-murid-Nya pada saat Dia naik ke sorga seperti dikatakan dalam Kissah Rasul 1: 8: “Tetapi kamu akan menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan sampai ke ujung bumi." Janji itu digenapi lima puluh hari setelah kebangkitan Yesus atau sepuluh hari Yesus setelah kenaikan Yesus ke sorga. Dalam Kissah Rasul 2: 1-4 dikatakan: “Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk;  dan tampaklah kepada mereka lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya”.  Suatu hakl akibat dari turunnya Roh Kudus itu bagi murid-murid tersebut, ialah  kemampuan mereka untuk berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain ( bahasa Yunani disebut: lalein heterais glossais). Yang dimaksud dengan berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain ialah: bahwa walaupun murid-murid itu berkata-kata dalam bahasa mereka sendiri, tetapi ke  16 bangsa  yang mendengarkan, masing-masing mendengarnya dalam bahasa mereka sendiri.
                Tetapi di kemudian hari ada aliran kristen tertentu yang lain mengertikan ungkapan “berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain  “ menjadi   “berbahasa lidah ” ( glossolalia) yang dalam bahasa Indonesia mereka juga sering menyebutnya dengan “berbahasa roh”. Pengertian mereka dengan bahasa roh itu ialah, masing-masing orang mengucapkan kata-katanya, tidak seorang pun bisa mengerti satu sama lain, kecuali Roh itu sendiri. Sampai sekarang ini merupakan perdebatan teologis dengan orang-orang yang memegang pengertian yang sebenarnya  sesuai dengan yang disebut dalam Kisah Rasul 2 itu. Di dalam Kitab Kissah para Rasul itu tidak ada disebutkan bahwa para murid itu berbakata-kata dalam bahasa roh. Yang disebut adalah bahwa para murid itu berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain setelah mereka dipenuhi dengan Roh.  Dan yang mereka ucapkan bukan bahasa lidah, karena mereka hanya berkata-kata seperti biasa, tetapi orang lain bisa mengertinya dalam bahasa mereka masing-masing.
                Karena turunya Roh Kudus itu bertepatan pada hari raya Pentakosta Yahudi,  maka gereja mula-mula menamai hari turunnya Roh Kudus itu dengan Hari Raya Pentakosta. Hal itu memang sesuai dengan makna Hari Raya Pentakosta Yahudi itu sendiri, sebagai pesta  buah sulung panen.  Kedatangan Roh Kudus itu adalah hari buah sulung gereja, karena pada hari itulah diadakan pembabtisan yang pertama  bagi orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yakni orang-orang Yahudi yang datang pada waktu itu dari berbagai negeri  diaspora Yahudi. Orang-orang yang dibaptis pada hari  itu setelah percaya kepada Yesus Kristus melalui khotbah  dari Petrus  sebanyak tiga ribu orang. “Orang-orang yang menerima perkataannya itu memberi diri dibaptis dan pada hari itu jumlah mereka bertambah kira-kira tiga ribu jiwa” (Kis Rasul 2: 41). Itulah hari kelahiran gereja yang pertama.  Jadi ketika merayakan Hari Raya Raya Pentakosta yakni hari peringatan turunnya Roh Kudus, kita  juga sekaligus  merayakan hari kelahiran gereja yang pertama di dunia ini. Jadi kalau dihitung sejak dari hari itu, maka sampai sekarang gereja telah berusia hampir dua ribu tahun lamanya. Hal itu patut kita syukuri kepada Tuhan, sekaligus mendoakan supaya gereja di dunia ini yang menghadapi banyak tantangan dan pergumulan tetap bisa menjalankan tugas panggilannya. Tetapi Roh Kudus tidak hanya melahirkan gereja. Ia juga memelihara, menyemangati,  menghibur, dan membimbing orang-orang percaya untuk mengenal dosa, mengenal hukum dan kebenaran ( Yoh. 16: 4b-15) serta menguatkan gereja untuk melakukan tugas panggilannya di dunia ini, melanjutkan pekerjaan Yesus memberitakan Injil keselamatan itu  ke segenap bangsa. Kepada kita Injil itu juga telah sampai melalui para pemberita Injil (missionar) dari Eropa. Melalui Injil itu kita telah menyatakan kepercayaan kita kepada Yesus Kristus dan telah dibaptis  ke dalam nama Allah Tritunggal, sehingga kita telah ikut menjadi murid-murid dan pengikut Yesus Kristus. Karena itu kita juga ikut menjadi alamat dari amanat Yesus sebelum Dia naik ke sorga yang memanggil kita untuk ikut menjadi saksi Kristus di tengah-tengah dunia ini, di tengah-tengah bangsa dan lingkungan kita. Kalau kita dimintakan untuk ikut menjadi saksi Kristus, kiranya kita janganlah menjadi saksi palsu, yang hanya berpura-pura sebagai saksi, melainkan menjadi saksi yang benar, yang mau menderita dan mengabdikan diri serta berkoban untuk Injil itu.
                Pada masa timbulnya pandemi Covid 19 sekarang ini yang sudah berlangsung lebih dari satu tahun lamanya, dan yang telah menyusahkan berbagai bangsa di dunia ini, termasuk bangsa kita Indonesia, semua gereja dan orang-orang percaya harus menjadi saksi Yesus Kristus, yang meyakinkan kita semua yang mengikut Dia, bahwa hidup kita ini adalah milik Tuhan. Karena itu, Tuhan itulah juga yang mengatur hidup kita sesuai dengan kehendak-Nya. Kita tahu bahwa Tuhan itulah juga yang mempunyai kuasa atas semua yang terjadi di dunia ini, dan Dialah juga yang mengaturkan semua yang terjadi itu sesuai dengan kehendak-Nya. Kita tidak bisa memaksakan  Tuhan itu bertindak sesuai dengan keinginan kita, tetapi sepenuhnya harus kita serahkan kepada kehendak Tuhan. Dalam hal inilah memang dituntut penyerahan hidup kita sepenuhnya kepada Dia. Tuhan bisa juga memakai pemerintah di dunia ini  dan juga para ahli yang dipercayakan untuk mengatasi situasi sekarang, sebagai perantaraannya. Karena itulah kita harus tunduk kepada aturan dan arahan-arahan yang dibuat oleh pemerintah demi keselamatan kita. Kiranya Tuhan memberi kekuatan untuk melakukan semuanya itu dengan penuh ketekunan dan kesabaran. Marilah kita mintakan supaya Roh Kudus  hadir di tengah-tengah gereja-Nya dan juga di dalam kehidupan kita satu persatu untuk menguatkan dan memampukan kita menjadi saksi Kristus. Selamat merayakan Hari Turunnya Roh Kudus bagi kita semua. Tuhan memberkati dan menyertai kita. ( Pdt Mangontang SM Panjaitan).
 

Kamis, 20 Mei 2021

PALESTINA SEBAGAI SEBUAH NEGERI YANG SENTRAL DAN STRATEGIS

 

Palestina  sebagai sebuah negeri yang sentral dan strategis

 

Secara geografis, Palestina hanya merupakan sebuah negeri yang kecil. Selain wilayahnya kecil, negeri itu kebanyakan merupakan daerah perbukitan yang tandus dan gurun pasir. Hanya sedikit di daerah pantai merupakan daerah yang subur.  Pada masa Yesus, daerah itu hanya berukuran kira-kira 150 mil dari Utara ke Selatan, dan kira-kira 75 mil dari Timur ke Barat. Kalau bisa dibandingkan barangkali hanya seluas daerah Tapanuli. Tetapi walaupun hanya merupakan sebuah daerah yang sangat kecil, dalam perhubungan internasional posisi daerah ini telah lama merupakan sebuah tempat yang sentral dan  strategis. Palestina adalah tempat yang menghubungkan  benua  Afrika dan Asia dan juga menghubungkan benua Asia dan Eropa. Karena posisinya yang sentral, maka ada yang menyebut daerah Palestina itu sebagai pusat dunia.

Kitab Perjanjian Lama juga memperlihatkan bahwa daerah Palestina dengan sebutan  pada waktu ituTanah Kanan, selain sebagai tuatu tempat yang menghubungkan benua Asia dan Afrika, juga telah mempertemukan dua peradaban besar pada waktu itu yakni peradaban Asia yang berpusat di Mesopotamia (Babilonia) dan peraradaban Afrika yang berpusat di lembah Sungai Nil, yakni Mesir. Perjumpaan antara dua peradaban itu terutama terjadi melalui sejarah Israel. Abraham nenek moyang Israel, lahir di Ur Mesopotamia (Kej. 11:31) yang kemudian pindah ke Haran di sebelah Barat Laut dari negeri itu. Dari sanalah dia mendapat panggilan dari Allah untuk pergi dari negeri itu (Kej.12), dan melalui bimbingan Allah akhirnya dia tinggal di Tanah Kanan ( yang sekarang bernama  PalestIna). Pada suatu waktu karena bala kelaparan yang terjadi di Tanah Kanan, maka dia pernah mengungsi ke Mesir, yang dikenal sebagai  satu tempat yang subur. Dia tinggal di sana bersama istrinya Sarah beberapa waktu lamanya. Di kemudian hari setelah dia kembali ke Tanah Kanan, keturunannya yakni Yakob dan anak-anaknya juga pernah mengungsi ke Mesir juga karena bala kelaparan yang terjadi di Tanah Kanan (Kej. 42). Dalam waktu yang cukup lama (lebih 400 tahun lamanya ) orang-orang Israel tinggal di Mesir sebagai orang asing dan akhirnya menjadi budak orang Mesir.

Suatu peristiwa yang sangat besar dalam sejarah Israel ialah Exodus, yakni keluarnya bangsa itu dari Mesir sekitar tahun 1200 s.M. Dengan melewati gurun pasir Sinai, bangsa itu kembali ke Tanah Kanan, yakni tanah yang dijanjikan Allah untuk kediaman bangsa itu. Di Tanah Kanan mereka memulai perjuangan dan pergumulan mereka untuk menjadi satu bangsa yang merdeka. Dalam waktu yang relatif singkat, terutama sesudah pemerintahan Raja Daud (kira-kira tahun 1000 s.M.), mereka telah menjadi sebuah bangsa yang bebas, walaupun pada umumnya masih dicekam oleh rasa takut akan ancaman yang datang dari Mesir dan Babilonia. Negeri Israel adalah negeri yang kecil dan miskin. Hanya sebagian kecil dari negeri itu terdiri dari  dataran rendah yang agak subur yakni yang terletak di sebelah tepi pantai. Sedangkan selainnya adalah bukit-bukit batu dan padang pasir yang tandus. Satu hal yang membuat negeri ini penting pada waktu itu ialah posisi dan letaknya yang sangat strategis di mana dari daerah inilah terbentang satu-satunya jalan darat yang menghubungkan kawasan Asia dan Afrika. Tetapi posisinya yang strategis itu telah membuat dirinya sering menghadapi ancaman dari bangsa-bangsa sekitarnya. Misalnya jika Babilonia bergerak melawan Mesir atau sebaliknya, maka negeri itu yang berada di tengah-tengah akan terjepit dalam tekanan perang. Akhir bangsa itu sebagai bangsa yang berdaulat hanya berlangsung sampai tahun 586 Seb.M. Sebelumnya yakni tahun 722 seb.M satu kerajaan Israel yang terbelah dua setelah kematian Raja Salomo, yang terdiri dari 10 marga telah jatuh ke tangan Assiria, dan sejak itu kerajaan itu telah hancur dan hilang lenyap. Satu kerajaan lagi yang bernama Yehuda, yang hanya terdiri dari dua marga (Yuda dan Benjamin) bertahan sampai tahun 586 seb.M. Pada waktu itu kerajaan Babilonia yang telah menjadi suatu kekuatan besar di Asia menyerbu negeri itu,  membakar kota Yerusalem, menghancurkan Bait Suci Israel dan menawan beribu-ribu orang Israel ke Babilonia. Dalam Alkitab peristiwa ini sering disebut sebagai pembuangan Israel ke Babilonia. Dengan demikian sejarah Israel sampai pada waktu itu boleh diringkas : “dari perhambaan Mesir sampai ke pembuangan Babilonia”. Tetapi penulis-penulis kitab PL tidak melihat sejarah Israel dari sudut pandangan seperti itu. Mereka melihat bahwa penderitaan yang dialami oleh negerinya adalah jalan Allah untuk mempersiapkan suatu bangsa yang besar dari diri Allah.

Seperti sudah diuraikan di atas, orang-orang Israel yang pada waktu itu sudah lebih dikenal dengan orang-orang  Yehuda, tidak selamanya dalam pembuangan Babel. Tahun 538 mereka telah dibebaskan oleh raja Cyrus dari Persia yang telah berhasil menguasai kerajaan Babilonia. Namun peristiwa pembebasan  itu tidak membuat kerajaan Yehuda menjadi kerajaan yang berdaulat, karena walaupun dibebaskan dari Babibolnia,  di Tanah Yehuda mereka tetap berada di bawah kekuasaan kerajaan Persia. Kemudian mulai dari tahun 332 s.M.  penguasaan kerajaan Yehuda beralih dari  kekuasaan Persia (Asia) ke bawah kekuasaan Eropa. Ini dimulai oleh kekuasaan Yunani yang dipimpin oleh Alexander Agung. Pada waktu itu dalam usaha untuk memperluas wilayah kekuasaannya sampai ke perbatasan India, Alexander Agung juga menggerakkan tenteranya ke arah Selatan, merebut negeri Yehuda  dan terus sampai ke Mesir. Di sanalah dia mendirikan sebuah kota yang membawakan namanya sendiri yaitu kota Alexandria. Selama kekuasaan Yunani, kebudayaan Yunani juga disebarkan dan ditanamkan di seluruh wilayah yang dikuasai, termasuk di daerah kediaman orang Israel (Yehuda).

Di kemudian hari kekuasaan beralih lagi ke tangan orang-orang Romawi. Romawi berusaha untuk merebut seluruh wilayah kekuasaan Yunani itu sekaligus mengambil kebudayaan Yunani yang sudah berpengaruh, termasuk pemakaian  bahasa  Yunani sebagai bahasa yang resmi.

Seperti juga sudah diuraikan di atas, tahun 64 s.M. resmilah seluruh negeri Israel yang lama termasuk Yehuda jatuh ke tangan penguasa Romawi dan menjadikannya sebagai satu Provinsi yang diberi nama Palestina. Sejak itu sampai sekarang negeri itu sudah lebih dikenal dengan nama Palestina. Jadi nama Palestina baru mulai berlaku pada masa kekusaan Romawi itu.  Pada waktu itu daerah ini dijadikan sebagai tempat yang menghubungkan propinsi-propinsi Utara dan Selatan dari wilayah  kekuasaan Romawi itu. Dengan demikian dengan posisi yang senteral itu,  Palestina telah memainkan peranan yang penting bagi invasi penguasa-penguasa dari tiga benua, yakni Asia, Afrika dan Eropa.

Kitab Kissah Para Rasul memulai sejarah baru, di mana posisi sentral dari Palestina itu telah dipergunakan Allah dengan jalan yang baru. Para rasul sendiri tidak menyadari hal itu pada mulanya, karena setelah kebangkitan Yesus, para murid itu masih mengharapkan bahwa Yesus akan memulihkan kembali kerajaan Israel yang lama itu (Kis. 1:6). Tetapi Yesus tidak berbicara tentang kerajaan duniawi.  Dia mau meluaskan kerajaan Allah yang dibawanya itu ke seluruh dunia yang dalam hal ini dimulai dari negeri  kecil yang sentral itu. Untuk ini peranan dari para rasul yang telah dipilih dan dipersiapkan itu sangat diharapkan untuk dijadikan sebagai  saksi-saksi Kristus mulai dari Yerusalem, Yudea, Samaria sampai ke ujung dunia (Kis.1:8) . Dari sudut letaknya yang senteral dan strategis itu maka kita bisa memahami, mengapa Allah memilih tempat itu sebagai tempat kediaman Israel sebagai umat yang dipilih untuk menyebarkan kerajaan Allah atau kepercayaan kepada Allah Yahwe sebagai Allah satu-satunya yang harus disembah oleh seluruh umat manusia dan sebagai pusat awal penyebaran Injil Keselamatan yang dibawakan oleh Yesus melalui para rasul yang dipersiapkan dan diutus oleh Tuhan Yesus ke seluruh bangsa di dunia ini.

Seperti disaksikan dalam Kitab Kisah Para Rasul, penyebaran Injil dan pengluasan kekristenan itu telah dimulai dari Yerusalem, menyebar ke Yudea, Samaria, sampai ke seluruh wilayah kekuasaan kekaisaran Romawi yang berpusat di Roma. Untuk itulah para murid Yesus yang dua belas itu, sebagai lambang dari ke dua belas suku Israel yang lama, dipersiapkan oleh Yesus selama hidupnya di dunia ini untuk menjadi rasul yang diutus ke ke berbagai penjuru dunia, bukan hanya ke arah Eropa, tetapi juga ke arah Afrika, dan Asia, yakni daerah Asia Kecil,  Mesopotamia, Timur Tengah, sampai Timur Jauh. Menurut tradisi, rasul Thomas, diyakini menjadi penginjil yang sampai ke India.

Dalam perkembangan di kemudian hari, pada zaman modern dari usaha penyebaran Injil, Injil yang semula menyebar dari Palestina ke Eropa, Afrika dan Asia, dan kekristenan itu lebih cepat  menjangkau seluruh bangsa di Eropa, maka pekabaran  Injil itu lebih cepat menyebar dari Eropa ke berbagai bangsa di dunia ini, yang berbarengan dengan ekspansi sejumlah negara  Eropa ke berbagai dunia ketiga di benua Afrika, Amerika dan Asia termasuk Indonesia.  (Pdt MSM Panjaitan, pendeta pensiunan HKBP)

 

 

Selasa, 18 Mei 2021

MEMAHAMI MASALAH ISRAEL DAN PALESTINA DENGAN MEMAHAMI SEJARAH ISRAEL

 

Memahami  masalah Israel dan Palestina dengan memahami sejarah Israel

Pdt MSM Panjaitan, MTh

( Pendeta HKBP Emeritus )

Banyak  orang-orang Kristen melihat Israel dan Yerusalem sekarang masih sama dengan Israel dan Yerusalem yang diceritakam  kitab Perjanjian Lama, pada hal kita sudah hidup dalam zaman Perjanjian Baru. Apa yang diberitakan dalam PL, sudah seharusnya kita pandang dari sudut Perjanjian Baru. Sudut pandang kita terhadap PL tentu sudah berbeda dengan sudut pandang orang-orang Yahudi. Orang Yahudi melihat Kitab PL itu sebagai kitab yang berdiri sendiri karena mereka tidak mempercayai  Kitab Perjanjian Baru. 

Umat Yahudi memangdang PL itu  berdiri sendiri karena mereka tidak mempercayai Perjanjian Baru. Perjanjian Lama itulah Kitab Suci mereka, tetapi mereka tidak menyebutnya Perjanjian Lama. Nama Perjanjian Lama adalah sebuatn yang dibuat oleh orang Kristen. Sedangkan nama yang mereka berikan adalah “Tanakh” atau Bibel Ibrani  yang terdiri dari tiga kumpulan besar yakni: Torah ( Ke lima kitab Musa), Nebiim (kitab nabi-nabi, terdiri dari 22 kitab, dari kitab Yosua sampai Maleaki), dan Ketubim, Surat-surat, yang terdiri 12 kitab: mulai dari Psalmen sampai Tawarikh atau Kronika).

Jadi  mereka melihat janji Allah yang disampaikan kepada umat Israel, terpusat kepada diri mereka, yakni hanya untuk kepentingan, kebesaran dan keselamatan mereka sendiri. Sedangkan orang Kristen melihat janji Allah kepada umat Israel bukan hanya mengenai orang Israel itu sendiri, tetapi menyangkut kepentingan dan keselamatan  seluruh bangsa di dunia. Jadi dari sudut pandangan Kristen pemilihan Allah atas umat Israel  menjadi bangsanya bukan hanya demi bangsa itu sendiri, tetapi demi seluruh bangsa  di dunia, karena semuanya manusia adalah sama di dalam pandangan Allah, dan sama-sama dikasihi oleh Allah. Jadi kalau Israel dipilih oleh Allah menjadi bangsa-Nya, bukanlah karena keistimewaan Israel, bukan karena kebesaran atau keunggulan mereka, tetapi hanya karena Allah mau mempergunakan bangsa itu untuk mewujudkan rencana keselamatan Allah yang lebih besar atas seluruh dunia. Jadi pemilihan Allah atas Israel  adalah persiapan Allah dalam mewujudkan rencana keselamatan-Nya  yang lebih besar itu yakni keselamatan dunia, keselamatan bangsa-bangsa atau seluruh umat manusia. Rencana Allah seperti itu tidak dilihat oleh umat Israel, melalui perjalanan sejarah mereka yang memang sulit dipahami, di mana mereka sering mengalami masa kesulitan dan tantangan yang berat dengan gelombang sejarah mereka yang   pasang surut. Tetapi dalam sejarah mereka yang menyulitkan hidup mereka itu Allah bekerja dan menyuarakan Firman-Nya yang membimbing mereka untuk tetap setia kepada Allah  bisa memandang jauh ke depan ke pada rencana Allah yang lebih besar itu.
    Dalam Kitab PL tentu banyak disebut mengenai  Israel dan Yerusalem, di mana dikatakan bahwa Israel sebagai bangsa Allah, dan Yerusalem dijadikan sebagai ibu kota kerajaan itu sekaligus sebagai pusat keagaamaan mereka sejak Daud memerintah sebagai raja Israel.. Tetapi kalau sejarah Israel ditelusuri degan seksama, maka akan terlihat bahwa sifat dan keberadaan Israel serta Yerusalem yang sekarang tidak sama lagi dengan sifat dan keberadaan Israel  yang diberitakan dalam kitab Pl. Missi Israel yang lama berbeda dari missi Israel sekarang. Missi Israel sebagai bangsa Allah adalah penyebaran kepercayaan kepada Allah Yahwe sebagai satu-satunya Allah yang harus disembah, sedangkan missi Israel yang sekarang adalah missi sebuah negara yang lebih mengutamakan kepentingan politis dan kekuasaan, bukan kepentingan kerajaan Allah. Sebagai kerajaan Allah dan  bangsa Allah, Israel harus tunduk kepada Allah, tunduk kepada hukum-hukumnya, yang mengatur semua aspek kehidupan mereka. Hubungan Allah dengan Israel dengan keberadaannya sebagai bangsa Allah diikat oleh suatu perjanjian yang diadakan di gunung Sinai dalam perjalanan mereka keluar dari Tanah Mesir menuju Tanah Kanaan. Dalam Perjanjian itu Allah mengikatkan diri kepada umat Israel dengan mengatakan: 

“Jadi sekarang, jika kamu sungguh-sungguh mendengarkan firman-Ku dan berpegang pada perjanjian-Ku, maka kamu akan menjadi harta kesayangan-Ku sendiri dari antara segala bangsa, sebab Akulah yang empunya seluruh bumi..Kamu akan menjadi bagi-Ku kerajaan imam dan bangsa yang kudus ( Kel.19: 5-6).

 Dari sini nampak bahwa dalam perjanjian itu, Allah menjanjikan Israel sebagai kerajaan imam bukan sebagai kerajaan politis, dan juga menjadi bangsa yang kudus, yang tidak sama dengan bangsa-bangsa lain di dunia ini. Bangsa  yang kudus artinya bangsa yang dikhususkan Allah untuk membawa missi Nya di dunia ini, yang untuk itu mereka dibimbing untuk hidup sesuai dengan Firman dan hukum Tuhan. Keberadaan seperti ini yang kemudian diingatkankan oleh rasul Peterus kepada umat Kristen pada mulanya, karena bagi Petrus umat Kristen itulah yang telah menjadi Israel yang baru ganti dari Israel yang lama,  dengan mengatakan: 

“Tetapi kamulah bangsa yang terpilih, imamat yang rajani, bangsa yang kudus, umat kepunyaan Allah sendiri, supaya kamu memberitakan perbuatan-perbuatan yang besar dari Dia, yang telah memanggil kamu keluar dari kegelapan kepada terang-Nya yang ajaib”. ( 1Petrus 2: 9)


        Keberadaan Israel sebagai bangsa Allah tentu tidak berlangsung dengan sendirinya sampai selamanya. Itu tidak melekat kepada diri mereka dengan sendirinya.  Itu hanya berlangsung sepanjang mereka mematuhi firman Allah dan taat kepada perjanjian itu. Apabila mereka tidak menaati perjanjian itu lagi, maka mereka akan dihukum oleh Allah. Mereka akan dibuang oleh Allah ke negeri orang, dan akan kehilangan kesempatan untuk hidup di negeri yang dijanjikan itu. Berkat dan kutuk adalah konsekuensi yang harus mereka terima sebagai umat perjanjian. Kalau mereka mematuhi perjanjian itu mereka akan diberkati, tetapi kalau mereka mengingkari perjanjian itu maka mereka akan dikutuk. Dari perjanjian Allah dengan Israel nampak bahwa salah satu tugas panggilan umat itu sebagai bangsa Allah, adalah mematuhi Firman Allah, dan memberitakan perbuatan-perbuatan Allah yang besar, supaya dengan demikian bangsa-bangsa lain juga ikut mengenal dan mempercayai Allah  Jahwe sebagai satu-satunya Allah yang harus disembah dan dipatuhi. Tetapi dari perjalanan sejarahnya terlihat, bawa tugas panggilan itu tidak dijalankan oleh bangsa Israel. Mereka gagal sebagai bangsa Allah. Sebagai kerajaan imam, para rajanya yang pada dasarnya harus sejalan dengan para imam dan para nabi yang diutus oleh Allah,  hanya sibuk untuk  menjaga dan mempertahan kekuasaannya.  Kota Yerusalem, yang berarti “kota damai”,  yang dibangun oleh Daud sebagai ibukota kerajaan itu, dan juga pusat keagamaan mereka menjadi kota yang dikultuskan bahkan diilahikan. Bait Allah diberhalakan, di mana bangsa itu tidak lagi bersandar kepada Allah, tetapi bersandar kepada Bait itu sendiri.

    Karena ketidak setiaan mereka terhadap perjanjian yang diikat dengan Allah, Israel kemudian menjadi bangsa yang terhukum dan hancur. Itu dimulai dengan perpecahan bangsa itu menjadi dua setelah raja Salomo meninggal, yakni kerajaan Israel yang terdiri dari 10 marga ( di bagian Utara) dan kerajaan Yehuda yang terdiri dari dua marga saja ( di bagian Selatan ). Karena di kerajaan Utara para raja sibuk dengan perebutan kekuasaan, dan demi kekuasaan, mereka membawa kepercayaan dewa Baal kepada bangsa itu,   maka kerajaan yang beribukota di Samaria itu, hancur tahun 722 seb.M, karena ditaklukkan bangsa Asyria. Sejak itu keberadaan  kerajaan Israel yang terdiri dari sepuluh marga menjadi hilang, dan sejarahnya tidak bisa ditelusuri lagi sampai sekarang. Ada yang mengatakan, mereka menjadi terbuang dan berserak ke mana-mana ke berbagai belahan  dunia ini, dimana mereka menjadi bercampur baur dengan bangsa atau suku bangsa setempat, baik dalam perkawinan, adat istiadat, budaya bahkan kepercayaan. Identitas mereka sebagai orang Israel tidak ditemukan lagi.
Kerajaan Yehuda yang terdiri dari dua marga yakni Yuda dan Benyamin, di tambah dengan orang-orang Lewi yang khusus melayani di Bait Allah dan berikota di Yeusalem masih bisa bertahan sampai tahun 596 seb.M. Tetapi sejak saat itu, kerajaan tersebut harus dikuasai oleh bangsa-bangsa lain secara bergantian mulai dari Babilonia, Persia, Yunani dan Roma. Pada tahun 586 seb.M kota Yerusalem dan Bait Allah di dalamnya dihancurkan oleh tentera Babilonia, dan orang-orang Yehuda khususnya kaum terpelajar dan orang-orang berpengaruh dibawa ke Babilonia sebagai orang-orang tawanan. Pada masa kekuasaan Persia, yakni tahun 536 seb. M yang dipimpin oleh raja Kores, orang-orang Yehuda yang  sempat terbuang ke Babilonia diberi kebebasan untuk pulang ke tanah Yehuda, membangun kota dan Bait Allah Yerusalem yang sudah hancur. Selama kurun waktu itu Tanah Yehuda dan kota Yerualem adalah sebagai daerah jajahan Persia.  Kemudian mulai tahun 333 muncul kerajaan Yunani dari Eropa yang dipimpin oleh Aleksander Agung menguasai negeri itu. Dengan demikian negeri Yehuda dan kota Yerusalem menjadi bagian dari daerah-daerah kekuasaan  kerajaan Yunani. Lalu tahun 166 seb. M kerajaan  Yunani menjadi keraaan yang lemah. Pada saat itulah Judaisme yang telah berobah menjadi sebuah oraganisasi keagamaan yakni agama Yahudi  mencoba melakukan  suatu gerakan untuk membebaskan  negeri mereka dari kuasa negara asing. Gerakan itu dipimpin oleh kaum Makkabeus. Tetapi gerakan ini tidak bisa berlangsung terus, karena munculnya kekuasaan baru dari Eropa yakni kekaisaran Romawi yang menguasai  seluruh wilayah Israel lama termasuk Yehuda dan Yerusalem mulai tahun 63 seb.M. Kekaisaran Romawi menyebut nama negeri itu Palestina. Nama itu berasal dari kata “Filistine”, yakni nama suku bangsa yang berdiam di bagian Selatan Tanah Kanaan ( Gaza dan Asdod), yang merupakan musuh utama Israel ketika memasuki Tanah Kanaan. Sejak itu sampai sampai tahun 614 M, Yerusalem dan daerah-daerah lain di Palestina, serta Asia Barat menjadi bagian dari daerah kekuasaan Romawi dan Byzantium (Romawi Timur). Mereka menjadi warga kekaisaran Romawi yang harus tunduk kepada hukum Romawi, walaupun agama mereka yakni  agama Yahudi diakui oleh Romawi.
Ketika kerajaan Israel dan Yehuda jatuh kepada keduniawian yang menimbulkan timbulnya berbagai masalah dan krisis dalam kehidupan bangsa itu, Allah sudah mengutus nabi-nabi untuk mengingatkan mereka dan mengajak mereka untuk bertobat. Tetapi mereka selalu mengabaikan seruan pertobatan itu. Mereka tetap menuruti kehendak mereka sendiri dan melawan Allah. Karena itulah berbagai hukuman dikenakan Allah kepada mereka, dan para  nabi diutus untuk menubuatkan  kelahiran raja bagi mereka dan bagi dunia ini, yakni Raja yang diurapi Allah ( Mesias ), yang kekuasaanNya kekal, penuh hikmat, yang mendasarkan kekuasaannya dengan keadilan dan kebenaran ( Yesaya 11: 1 dst). Raja itulah yang akan membawa damai bagi dunia ini. Nubuatan itu digenapkan dalam diri Yesus Kristus, yang lahir di Betlehem. Tetapi orang-orang Yahudi tidak mempercayai Yesus itu Mesias, karena Yesus di mata mereka terlalu lemah, tidak mampu membebaskan mereka dari kekuasaan Romawi yang menguasai mereka pada waktu itu. Yesus tidak sesuai dengan harapan mereka sebagai Mesias, yang dijanjikan oleh para nabi.  Akhirnya Yesus yang menyatakan dirinya sebagi Mesias atau Kristus dan sebagai Anak Allah didakwa mereka telah menghujat Allah dan menistakan agama mereka. Mahkamah tertinggi agama mereka menjatuhi Dia hukuman mati. Lalu mereka menyerahkannya kepada penguasa Romawi setempat yakni Pilatus untuk disalibkan.
Karena mereka tidak menerima Yesus sebagai Mesias, maka Allah menghukum mereka dengan membiarkan tentera Romawi yang dipimpin oleh Jenderal Titus tahun 70 M menghancurkan  Yerusalem dan menghalau orang-orang Yahudi dari negeri itu. Bait Suci yang pernah direnovasi raja Herodes dalam masa pemerintahan Romawi dihancurkan, yang tersisa hanya tembok barat, yang sekarang ini disebut Tembok Ratapan. Kejadian ini sudah dinubuatkan dan diratapi oleh Yesus, sebelum kematianNya ( Lukas. 21: 5-6 dan ay. 20-24).  Lalu mereka terpencar-pencar ke berbagai negara di dunia ini, terutama ke Eropa dan kemudian ke Amerika. Pada mulanya bukan hanya orang-orang Yahudi yang mengalami penderitaan oleh penguasa Romawi, tetapi juga orang-orang Kristen. Orang-orang Kristen di Palestina juga ikut berserak karenanya. Agama Kristen juga menjadi Agama yang dihambat,  dan mengalami penindasan. Tetapi tahun 313, kaisar Romawi,  Gregorius Agung memberi pengakuan atas agama Kristen di kekaisaran itu, dan segera setelah itu ibu dari kaisar tersebut , yakni Helena yang sudah menjadi Kristen membangun gereja Makam Yesus di Yerusalem ketika dia berziarah ke sana.           
         Sampai tahun 614 M, negeri itu masih dikuasai oleh Romawi dan Byzantium ( Romawi Timur).  Lalu tahun 614 direbut oleh kerajaan Persia, di mana terjadi penghancuran secara habis-habisan.  Tetapi tahun 627, direbut kembali oleh Byzantium. Namun tahun 637 seluruh daerah Palestina sudah ditaklukkan oleh tentera Arab, yang sudah Islam. Tetapi tentera Salib melalui Perang Salib dari Eropa Barat menaklukkannya  tahun 1099, namun tahun 1190, ditaklukkan  oleh Sultan Salahudin dari Mesir. Kemudian dari tahun 1517 sampai tahun 1917, negeri itu dijajah oleh kerajaan Turki ( Ottoman). Mulai tahun 1917, setelah Perang Dunia pertama, Liga Bangsa-bangsa memberi mandat kepada Inggris atas Tanah Palestina. Negeri itu juga diberi nama Palestina, seperti sudah dipakai pada zaman Romawi.   Pada masa pemerintahan Inggris inilah mulai berdatangan orang-orang Yahudi dari berbagai tempat diaspora mereka di dunia ini ke Palestina, yang diorganiser oleh gerakan Zionisme yang sudah terbentuk sejak tahun 1896 di Eropa. Gerakan ini bertujuan untuk mempersatukan seluruh umat Yahudi di berbagai diaspora mereka di dunia untuk kembali ke Palestina yang dianggap sebagai negeri asal mereka dan mendirikan negera mereka di sana. Mereka membeli tanah di sana untuk dijadikan pemukinan Yahudi dan tempat usaha-usaha mereka. Mereka juga mendirikan sekokah-sekolah sampai tingkat Universitas. Jadi selama masa penguasaan Inggris atas negeri tu telah banyak orang-orang Yahudi yang bermukim di negeri Palestina.

Pada tahun 1947 kerajaan Inggris melepaskan mandat yang diberikan Liga Bangsa-bangsa kepada Inggris untuk menguasai Palestina, dengan maksud  memberi  peluang terbentuknya dua negara di Palestina yakni Israel dan Palestina dan negeri itu dibagi dua. Tetapi  peluang itu segera dipakai oleh gerakan Zionisme untuk  mendeklarisasikan berdirinya negara Israel pada 14 Mei 1948. Setelah  deklarasi itu semakin banyaklah orang Yahudi dari diaspora berdatangan ke Palestina. Orang-orang Palestina tidak menghendaki negeri itu dibagi dua dan tidak menyetujui terrbentuknya negara Israel itu. Akibatnya terjadilah peperangan antara Israel dan Palestina.  Peperangan juga dilakukan dengan negara-negara Arab di sekitar Palestina, yakni Mesir, Syria, Yordania, Irak, Libanon, yang menolak rencana pembagian Palestina. Israel kemudian memenangkan peperangan ini dan mengukuhkan kemerdekaannya. Akibat dari perang itu Israel juga berhasil memperluas batas wilayah yang ditentukan oleh rencana pembagian itu. Sejak saat itu Israel terus menerus berseteru dengan negara-negara Arab tetangga, yang menyebabkan peperangan  dan kekerasan yang berlanjut sampai saat ini. Dalam peperangan itu banyak orang-orang Palestina yang tertindas dan mengalami tindak kekerasan yang membuat mereka banyak yang harus mengungsi ke daerah lain. Di dalamnya bukan hanya orang-orang yang beragama Islam tetapi juga banyak yang beragama Kristen.
    Dari uraian di atas bisa kita simpulkan bahwa persoalan yang terjadi antara Israel dan Palestina bukanlah persoalan agama, itu hanya semata persoalan politis, yakni persoalan yang lebih mengutamakan kepentingan kekuasaan dan kepentingan ekonomi. Dalam persoalan itu kita orang-orang Kristen janganlah terpancing secara emosional untuk membela Israel karena ada hubungan  historis antara Israel yang lama dengan Kristen. Sebaliknya janganlah membanggakan tindakan-tindakan  Israel atas Palestina sepanjang tindakan itu telah menyengsarakan banyak orang-orang sipil dan tidak dilaksanakan secara damai. Sifat dan keberadaan Israel yang lama sebagaimana diharapkan oleh Allah dalam PL, sudah berbeda dengan sifat dan keberadaan Israel yang sekarang. Sifat dan keberadaan Israel yang lama itu seharusnya adalah kerajaan imam dan bangsa Israel adalah bangsa yang kudus yang diikat dengan perjanjiaan Allah. Status mereka sebagai bangsa Allah bukanlah milik yang permanen dan kepemilikan mereka atas Tanah Kanaan sebagai mana dijanjikan oleh Allah tidaklah untuk selamanya. Itu hanya berlangsung selama bangsa itu setia kepada Allah, mematuhi firmannya dan taat kepada perjanjiannya. Kalau mereka tidak mematuhi firman Allah dan tidak setia kepada perjanjian itu, mereka bisa kehilangan status mereka sebagai bangsa Allah dan bisa kehilangan tanah yan dijanjikan. Bangsa Israel sering tidak patuh kepada firman dan hukum Tuhan, dan tidak setia kepada perjanjiannya. Itulah sebabnya bangsa itu sering dikuasai oleh bangsa asing dan negerinya jatuh ke tangan orang asing.  Puncak penolakan Yahudi akan Allah adalah penolakannya akan Yesus sebagai Mesias dan Juru Selamat Yang dijanjikan Allah. Dalam penolakan itu mereka menyalibkan Yesus. Tetapi dengan perbuatan orang-orang  Yahudi itu, Yesus telah menjadi kurban dan  tanda perjanjian Allah yang baru. Dalam diri Yesus, Perjanjian yang lama telah diperbaharui oleh Allah. Perjanjian yang baru itu bukan lagi berlaku hanya untuk bangsa Israel, tetapi untuk semua orang yang percaya kepada Yesus. Seluruh yang dinubuatkan dalam PL untuk penyelamatan dunia dan umat manusia telah digenapkan dalam diri Yesus Kristus. Nama Israel yang berarti “berjuang bersama Allah atau pejuang Allah” tidak lagi dikenakan kepada keturunan Yakub, tetapi telah dikenakan kepada seluruh orang yang peraya dan yang menerima Yesus Kristus sebagai Raja dan Juru Selamatnya. Status sebagai bangsa atau umat Allah, bukan lagi hanya dikenakan untuk Israel yang lama, tetapi untuk semua orang yang percaya kepada Yesus Kristus, yakni gereja. Gerejalah Israel yang baru. Gerejalah kerajaan imam, dan orang-orang-orang yang percaya kepada Yesuslah bangsa yang kudus itu, sebagaimana dulu diharapkan oleh Allah dari diri orang-orang Israel. Yerusalem yang diidam-idamkan oleh orang-orang percaya bukan lagi Yerusalem yang terletak di Palestina, tetapi Yerusalem yang baru, di sorga. Orang-orang yang mampu dan berminat bisa saja pergi  beriarah ke Yerusalem dan sekitarnya, menapaki peristiwa-perisrtiwa yang bermakna historis, yang bisa membantu untuk memahami perbuatan Allah kepada umat Israel pada zaman dahulu kala, juga pada zaman Yesus dan sesudahnya.Tetapi janganlah mengkultuskan tempat itu, seolah-olah tempat itu dianggap lebih istimewa dari tempat yang lain. Marilah kita doakan agar bangsa Israel yang sekarang bisa hidup rukun dan damai  dengan bangsa Palestina yang sama-sama berdiri di bumi yang sama yakni bumi Palestina.  (Pdt MSM Panjaitan ).
 

Jumat, 14 Mei 2021

TATA IBADAH PENCATATAN PERJANJIAN PERKAWINAN (PARTUMPOLON) DI HKBP

 

TATA IBADAH PENCATATAN PERJANJIAN PERKAWINAN (PARTUMPOLON) DI HKBP

 

 

I.  Persiapan

1.        Kedua calon pengantin, orang tua,  para saksi dan penatua dari ke dua belah pihak berkumpul di konsistori untuk berdoa.

2.        Membaca Surat Perjanjian dalam Buku Partumpolon dan konfirmasi mengenai isinya ke ada ke dua belah pihak. .

3.        Setelah berdoa rombongan calon pengantin memasuki ruangan Gereja.

 

II:  Ibadah (L: Liturgis; J: Jemaat)

1.      Bernyanyi:

 KJ. 3 : 1 – 2                      Kami Puji Dengan Riang

      Kami puji dengan riang Dikau, Allah yang besar;

Bagai bunga t’rima siang, hati kami pun mekar.

Kabut dosa dan derita, kebimbangan, t’lah lenyap.

Sumber suka yang abadi, b’ri sinarMu menyerap.

~~~ Jemaat Berdiri ~~~

      Kau memb’ri, Kau mengampuni,

Kau limpahkan rahmatMu, Sumber air hidup ria,

Lautan kasih dan restu.

yang mau hidup dalam kasih

Kau jadikan milikMu.

Agar kami menyayangi, Meneladan kasihMu.

2.      Votum / Introitus / Doa

L : Di dalam nama Allah Bapa, dan nama AnakNya Tuhan Yesus Kristus dan nama Roh Kudus yang menciptakan langit dan bumi.

J   : Amin!

L : Ya Tuhan Allah Israel! Tidak ada Tuhan seperti Engkau di langit di atas dan di bumi di bawah. Engkau yang memelihara perjanjian dan kasih setia kepada hamba-hambaMu yang dengan segenap hatinya hidup dihadapanMu.

J   : Tuhan Allah berfirman: Aku tidak akan melanggar perjanjianKu! Dan apa yang keluar dari bibirKu tidak akan ‘Kuubah.

L  : Marilah kita berdoa: “Ya Tuhan Allah, sumber dari perjanjian dan kesetiaan. Engkaulah Bapa kami, Tuhan yang meneguhkan setiap perjanjian. Pada saat ini kami berhimpun mendampingi putra-putri jemaatMu yang bermaksud mengikat perjanjian dalam rangka rencana mereka menerima pemberkatan perkawinan. Sebab itu, kasihilah dan teguhkanlah perjanjian mereka di dalam nama anakMu Yesus Kristus Tuhan kami! Amin!

~~~Jemaat duduk Kembali~~~

3.      Bernyanyi:

BE. No. 766 : 1                                         Padan Nauli

      Padan na uli: Ho ndang Hulupahon;

Ndang pola mabiar au di ngolungki.
Nang pe holom do dalan siboluson,

Ro do hatiuron sian langit i.

Ho tung so Huhalupahon, Au do manogihon,

Au do mangondihon. Ho Tung so Huhalupahon,

Au do margogoihon, pos ma rohami.

Padan Ni Tuhan I Sai Hot Doi.

4.      MEMBACA NASKAH SURAT PERJANJIAN (Seperti yang tertulis dalam buku Partumpolon)

5.      PENELITIAN KEBENARAN JANJI PERKAWINAN DARI KEDUA CALON PENGANTIN. (L: Liturgis, CPL: Calon Pengantin Laki-laki, CPP: Calon Pengantin Perempuan, OL: Orang Tua Laki-laki, OP: Orang Tua Perempuan)

L       : Saudara-saudari. Kita semua telah mendengarkan isi dari Surat Perjanjian Perkawinan itu. Sekarang saya bertanya kepada saudara calon pengantin laki-laki ......... Apakah saudara masih mempunyai janji atau pertunangan dengan perempuan lain yang sampai saat ini belum tuntas diselesaikan? Jika masih ada, saudara harus menyelesaikannya lebih dulu, barulah saudara bisa menerima pemberkatan perkawinan.

CPL  :       

L       : Begitu juga kepada calon pengantin perempuan:  ........  , saya juga bertanya. Apakah saudara masih mempunyai janji atau pertunangan dengan laki-laki lain yang sampai saat ini belum tuntas diselesaikan? Jika masih ada, saudara harus menyelesaikannya lebih dulu, barulah saudara bisa menerima pemberkatan perkawinan.

CPP :

L        : Kepada orang tua calon pengantin laki-laki, saya juga bertanya: Apakah masih ada yang bapak/ibu ketahui tentang hubungan pertunangan dari putra bapak/ibu ini: ......... kepada perempuan lain? Jika hal itu masih ada, bapak/ibu harus lebih dahulu menyelesaikannya, barulah putra bapak/ibu bisa menerima pemberkatan perkawinan.

OL     :     

L        : Kepada orang tua calon pengantin perempuan, saya juga bertanya: Apakah masih ada yang bapak/ibu ketahui tentang hubungan pertunangan dari putri bapak/ibu ini:....... kepada laki-laki lain? Jika hal itu masih ada bapak/ibu harus lebih dahulu menyelesaikannya, barulah putri bapak/ibu bisa menerima pemberkatan perkawinan.

OP     :  

L        : Kepada saudara-saudara warga jemaat atau semua saudara-saudara yang hadir pada saat ini saya juga bertanya: Apakah saudara-saudara ada yang mengetahui hubungan dari masing-masing calon pengantin ini kepada wanita atau pria yang lain?

J         :

6.      Penandatanganan Surat Perjanjian Menikah

L        : Sekarang jika isi perjanjian itu sudah jelas semuanya, dan tidak ada lagi yang dipersoalkan, maka saya mengundang untuk datang ke depan menandatangani surat perjanjian ini yaitu:

1.      Kedua Calon Pengantin: Laki-laki dan Perempuan

2.      Kedua orangtua dari kedua calon Pengantin.

3.      Saksi dari masing-masing pihak calon pengantin

4.      Penatua dari masing-masing pihak calon pengantin

5.      Yang melayani (Partumpolon)

(Setelah selesai menandatangani masing-masing berdiri di depan berhadapan dengan jemaat dan setelah semuanya selesai menandatangani maka satu sama lain bersalaman lalu kembali ke tempat duduk masing-masing)

7.      Tukar Cincin

Pdt    : Saudara-saudara yang terkasih dalam Nama Tuhan Yesus Kristus. Kedua calon pengantin ini telah mengikat janji kebulatan hati hendak melangsungkan perkawinan. Sekarang diberi kesempatan kepada mereka untuk saling bertukar cincin sebagai tanda keteguhan perjanjian mereka.

CPL  : ............, Kukenakan cincin ini sebagai tanda ikatan perjanjian kita dihadapan Tuhan.

CPP  : ............, Kukenakan cincin ini sebagai tanda ikatan perjanjian kita dihadapan Tuhan.

(Setelah tukar cincin,  bersalaman dan kembali ke tempat duduk)

8.      Pengumuman.

L        : Rencana pernikahan akan diwartakan dua kali  di Gereja .......... dan di gereja ..........Warta I pada hari Minggu .........& Warta II pada hari Minggu. Pemberkatan perkawinan akan dilakukan pada hari/tgl. .......... di Gereja ..........

9.      Bernyanyi:

KJ. No. 369a:3                      Ya Yesus ‘Ku Berjanji

      Ya Yesus, Kau berjanji kepada umatMu:

Di dalam kemuliaan Kausambut hambaMu.

Dan aku pun berjanji setia padaMu.

Berikanlah karunia mengikutMu teguh.

10. Khotbah:

11. Bernyanyi:

KJ : 403 : 1 – ...

Hujan Berkat ‘Kan Tercurah

(Persembahan)

   Hujan berkat ‘kan tercurah, itulah janji kudus

Hidup segar dari sorga, ‘kan diberi Penebus

Hujan berkatMu, itu yang kami perlu

Sudah menetes berkatMu, biar tercurah penuh

~~~ Instrumen ~~~

   Hujan berkat ‘kan tercurah, hidup kembali segar

Diatas bukit dan lurah, bunyi derai terdengar.

Hujan berkatMu, itu yang kami perlu

Sudah menetes berkatMu, biar tercurah penuh

~~~ Instrumen ~~~

   Hujan berkat ‘kan tercurah, kini kami berseru

B’rilah dengan limpah ruah, agar genap sabdaMu

Hujan berkatMu, itu yang kami perlu

Sudah menetes berkatMu, biar tercurah penuh

12. Doa Penutup & Berkat

 

II.                 Kata sambutan:

a.      Dari Keluarga Calon Pengantin Pria (Paranak).

b.      Dari Keluarga Calon Pengantin Wanita (Parboru).

 

 

 

 

III.            Ucapan Selamat

Kepada Kedua Calon Pengantin dan keluarga

(Yang berdiri di depan hanya kedua calon pengantin dan orangtua)

Bersalaman dengan calon pengantin diiringi lagu: