Sabtu, 06 Juni 2020

MEMAHAMI ARTI KETRITUNGGALAN ALLAH (TRINITATIS) DALAM AJARAN KRISTEN

MEMAHAMI ARTI  KETRITUNGGALAN ALLAH DALAM AJARAN KRISTEN

            Salah satu nama minggu menurut klender tahun gerejawi adalah Trinitatis, yakni setelah Minggu Peringatan Turunnya Roh Kudus. Setelah itu sekitar 24 minggu lagi sampai akhir tahun gerejawi, yang diberi nama Minggu setelah TrinitatisTrinitatis Itu semuanya mengingatkan kita umat kristiani bahwa Allah yang kita percayai dan sembah  adalah Allah Tritunggal. Sejak awal umat Kristen telah menyatakan iman kepercayaannya kepada Allah Yang Tritunggal, yakni kepercayaan kepada Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Dalam Pengakuan Iman yang dirumuskan oleh gereja mula-mula, baik itu dalam Pengakuan Iman Rasuli ( Apostolikum ) maupun dalam Pengakuan Iman Nicea ( Niceanum) dinyatakan bahwa Allah yang dipercayai oleh umat Kristen adalah Allah Tri Tunggal. Semua Pengakuan Iman ini adalah hasil kesimpulan dari iman Kristen segala abad yang dirumuskan oleh bapa-bapa gereja mula-mula, untuk memperteguh iman orang-orang Kristen  dalam melawan berbagai ajaran sesat pada waktu itu dan sepanjang zaman. Tetapi itu bukan berarti bahwa Allah orang Kristen ada tiga, namun Allah yang dipercayai adalah tetap satu atau esa.  Orang Kristen tetap mengikuti pengakuan iman  yang diajarkan kepada umat Israel tentang Allah, yang mengatakan, bahwa Allah itu adalah Esa, yang harus dikasihi dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan,  seperti  di katakan dalam Kitab Ulangan 6: 4-5: ” Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”.  Jadi Allah yang dipercaya oleh umat Kristen adalah juga Allah yang esa, bukan tiga, seperti sering dilontarkan oleh orang lain yang tidak beragama Kristen.

            Kalau begitu mengapa umat Kristen menyebut Allah itu Tri Tunggal? Itu karena memang dalam kesaksian Alkitab, Allah yang satu itu menyatakan diri-Nya di tengah-tengah dunia dan manusia dalam tiga pribadi tetapi satu hakekat keilahian, yakni sebagai Bapa, sebagai Anak dalam diri Jesus Kristus, dan sebagai Roh Kudus. Bapa secara khusus dipercayai  berperan dalam karya Penciptaan dan Pemeliharaan ciptaan-Nya , Anak berperan dalam karya penyelamatan  dan Roh Kudus    berperan  dalam karya pengudusan ( Maz. 2: 7; Yoh. 16: 26; Gala. 4: 6).
Dalam bagian pertama Pengakuan Iman Rasuli (Apostolicum) dinyatakan kepercayaan kepada Allah Bapa yang menciptakan langit dan bumi. Itu berarti  bahwa diri kita dan segala yang ada, baik yang kelihatan maupun yang tidak kelihatan adalah diciptakan oleh Allah Bapa. Kita manusia diperlengkapi dengan tubuh, jiwa, seluruh anggota tubuh, pikiran dan  perasaan kita, Tetapi bukan hanya menciptakan, Dialah juga yang memelihara dan yang memerintah semua yang diciptakan-Nya itu, dari awal hingga selama-lamanya. . Kepada kita diberikan setiap hari, makanan, rumah, kampung halaman, keluarga, harta dan segala segala sesuatu yang kita perlukan dalam hidup ini, melalui cara yang kita mengerti dan yang tidak kita mengerti. Hidup kita dipelihara agar jangan binasa dan dilindungi dari segala bahaya dan kejahatan. Segala kebaikan Allah itu diberikan bukan karena kebaikan kelakukan kita, melainkan karena  anugerah dan kebaikan Allah Bapa semata-mata. Dialah juga yang  memperanakkan Jesus Kristus sejak dari kekal. Karena Dialah yang memperanakkan Yesus sejak dari kekal, dan juga yang meciptakan kita, menciptakan  alam semesta serta memelihara dan memerintahnya,  maka Dia disebut Bapa. Jadi Dia bukan hanya Bapa dari orang yang percaya kepadaNya, tetapi juga Bapa dari segala bangsa, karena Dialah juga yang menciptakan mereka. Sebagai Bapa yang menciptakan dan memelihara segala sesuatu, maka kepada-Nyalah kita yang percaya kepa-Nya berdoa melalui Yesus Kristus.
Dalam bagian kedua Pengakuan Iman kita   adalah kepercayaan Yesus Kristus. Dia  adalah Anak Allah, karena Dia diperanakkan oleh Allah Bapa sejak dari kekal. Keberadaan Jesus Kristus sebagai Anak Allah, tidak bisa diartikan dalam hubungan biologis, karena Allah itu adalah Roh. Tetapi Jesus yang keberadaan-Nya sebagai Anak Allah sejak dari kekal, mengosongkan diri-Nya turun ke dunia dan lahir sebagai manusia (inkarnasi)  untuk menyelamatkan manusia. Namun Dia bukan lahir dari hasil perkawinan manusia. Dia dikandung oleh Maria yang melahirkan-Nya dari Roh Kudus. Nama Yesus berarti Allah menyelamatkan manusia, sedangkan Kristus ( bahasa Yunani) adalah gelar dari Yesus, yang artinya Yang Diurapi. Dalam bahasa Ibrani disebut Mesias. Yesus telah diurapi oleh Allah Bapa, menjadi Imam, Nabi dan Raja ( Maz. 45: 7; Yoh. 3: 34; Kis. 10: 38). Dengan mengaku iman akan Yesus Kristus, kita mengaku Dialah satu-satu Juru Selamat manusia dari kuasa dosa, dari kuasa kematian dan setan, dan memberi kita hidup yang kekal. Dia membebaskan kita bukan dengan emas dan perak, tetapi  dengan darah-Nya yang kudus dan mahal, dengan penderitan dan kematian-Nya, supaya kita menjadi milik-Nya dan hidup menjadi warga kerajaan-Nya. Dalam penyataannya sebagai Yesus Kristus, Dia mempunyai dua tabiat, yakni tabiat Allah dan tabiat manusia. Kedua tabiat itu dipersatukan dalam pribadi Yesus Kristus. Keberadaan-Nya sebagai Anak Allah karena Dia dilahirkan sejak dari kekal, dan keberadaannya  sebagai manusia karena Dia dilahirkan oleh Maria. Dengan dua tabiat itu, bukan berarti bahwa Dia hanya setengah Allah dan setengah manusia. Tetapi Dia adalah seratus persen benar-benar Allah dan seratus persen benar-benar manusia. Penyatuan ke dua tabiat itu dalam diri Yesus Kristus, mulai pada saat Dia menjelma menjadi manusia. Dalam keberadaan-Nya sebagai manusia itulah Dia menunjukkan kepedulian-Nya kepada  penderitaan manusia dan segala bangsa. Dia menyelamatkan, membebaskan manusia dari kuasa iblis,  dari perhambaan dosa dan dari maut dan kematian.  Dia menderita sengsara  hingga mati di kayu salib. Dialah kesempurnaan korban pendamaian oleh Allah, karena dosa manusia. Dia disalibkan, mati dan turun ke dalam kerajaan maut, bangkit dari kematian, lalu naik ke sorga untuk kembali duduk bersama-sama dengan Allah Bapa. Kepada-Nya telah diberikan olh Allah Bapa nama dia atas segala nama, supaya semua lutut yang ada disorga, di bumi dan yang ada di bawah bumi sujud kepadaNya (Fil.2: 9-10). Di sanalah Dia juga membela segala orang yang percaya dan memerintah semuanya, sebelum Dia datang kembali ke dunia ini untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.

Dalam bagian ketiga adalah kepercayaan kepada Roh Kudus. Setelah Jesus menyelesaikan pekerjaan-Nya di dunia ini dan kembali lagi ke pangkuan Allah Bapa di surga, maka  Dia meminta kepada Bapa, supaya Roh Kudus diutus menyertai murid-murid-Nya dan orang-orang yang percaya kepada-Nya untuk menguatkan mereka dan melanjutkan karya penyelamatan Jesus di dunia ini.  Roh Kudus adalah juga sungguh-sungguh Allah bersama-sama dengan Bapa dan Anak, yang juga sudah ada sejak dari kekal. Dalam karya penciptaan Allah akan dunia ini dan segala isinya ( Kejadian 1: 1) dan juga dalam penciptaan manusia seperti disebut dalam nats hari ini  ( Kejadian 1: 26-31) Roh Kudus sudah ada bersama-sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Lalu sekarang ini,  Dialah yang membawa kita kepada iman dan juga memampukan kita menjalani hidup kudus. Roh Kuduslah  yang memanggil kita melalui Injil untuk ikut serta menerima berkat rohani yang menjadi milik kita di dalam Krisus. Karya Roh Kudus tidak bisa dilepaskan dari Injil. Injil adalah sarana Roh Kudus untuk mewartakan kepada kita berkat Kristus dan untuk menciptakan iman di dalam diri kita. Dengan iman, Roh Kudus mengerjakan pembaharuan atas seluruh hidup kita, sehingga kita dimampukan untuk berjuang mengatasi dosa dan melakukan pekerjaan-pekerjaan yang baik. Roh Kuduslah yang mengajar dunia tentang dosa, kebenaran dan hukum Yoh.16: 8-15). Dialah yang memeteraikan keselamatan orang percaya, membuat orang bertobat, menerangi, memperbaharui kepribadian, menuntun manusia kepada kebenaran, mengajar manusia memuliakan Allah  dan menyediakan senjata roh bagi orang-orang percaya. ( Roma 8: 14-17; 1 Kor. 3: 16; Titus 3: 5). Roh Kudus iulah juga yang mempersekutukan orang-orang beriman dalam satu persekutuan yakni gereja. Gereja adalah milik Kristus dan dibangun di atas namaNya semata-mata. Gereja adalah juga tubuh Kristus dan Kristuslah kepalanya. Karena itu sifat dari gereja itu adalah esa, kudus dan universal (am) meliputi seluruh dunia di mana Injil iu diberitakan. Roh Kuduslah juga  yang memberi kepercayaan  kepada kita untuk menerima  pengampunan dosa yang diberikan oleh Allah melalui Yesus Kristus, dan juga kepercayaan dan pengharapan  akan kebangkitan daging dan hidup yang kekal. Selamat merayakan minggu Trinitatis atau Ketritunggalan Allah. Semoga Allah Tritunggal senantiasa memberkati dan menyertai hidup kita. (Pdt MSM Panjaitan )

Tidak ada komentar:

Posting Komentar