MEMAHAMI ARTI KETRITUNGGALAN
ALLAH DALAM AJARAN KRISTEN
Salah satu nama minggu menurut klender tahun
gerejawi adalah Trinitatis, yakni setelah Minggu Peringatan Turunnya Roh Kudus. Setelah itu sekitar 24 minggu lagi sampai akhir tahun gerejawi, yang diberi nama Minggu setelah TrinitatisTrinitatis Itu semuanya mengingatkan kita umat kristiani bahwa Allah yang kita percayai dan sembah adalah Allah Tritunggal. Sejak awal umat Kristen telah
menyatakan iman kepercayaannya kepada Allah Yang Tritunggal, yakni kepercayaan
kepada Allah Bapa, Allah Anak dan Allah Roh Kudus. Dalam Pengakuan Iman yang
dirumuskan oleh gereja mula-mula, baik itu dalam Pengakuan Iman Rasuli (
Apostolikum ) maupun dalam Pengakuan Iman Nicea ( Niceanum) dinyatakan bahwa
Allah yang dipercayai oleh umat Kristen adalah Allah Tri Tunggal. Semua
Pengakuan Iman ini adalah hasil kesimpulan dari iman Kristen segala abad yang
dirumuskan oleh bapa-bapa gereja mula-mula, untuk memperteguh iman orang-orang
Kristen dalam melawan berbagai ajaran
sesat pada waktu itu dan sepanjang zaman. Tetapi itu bukan berarti bahwa Allah
orang Kristen ada tiga, namun Allah yang dipercayai adalah tetap satu atau esa.
Orang Kristen tetap mengikuti pengakuan
iman yang diajarkan kepada umat Israel tentang Allah, yang mengatakan, bahwa Allah itu adalah Esa,
yang harus dikasihi dengan segenap hati, segenap jiwa dan segenap kekuatan, seperti di katakan dalam Kitab Ulangan 6: 4-5: ” Dengarlah, hai orang Israel:
TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa! Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap
hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap kekuatanmu”. Jadi Allah yang dipercaya oleh umat Kristen
adalah juga Allah yang esa, bukan tiga, seperti sering dilontarkan oleh orang
lain yang tidak beragama Kristen.
Kalau
begitu mengapa umat Kristen menyebut Allah itu Tri Tunggal? Itu karena memang dalam
kesaksian Alkitab, Allah yang satu itu menyatakan diri-Nya di tengah-tengah
dunia dan manusia dalam tiga pribadi tetapi satu hakekat keilahian, yakni sebagai Bapa, sebagai Anak dalam
diri Jesus Kristus, dan sebagai Roh Kudus. Bapa secara khusus dipercayai berperan dalam karya Penciptaan dan
Pemeliharaan ciptaan-Nya , Anak berperan dalam karya penyelamatan dan Roh Kudus berperan
dalam karya pengudusan ( Maz. 2: 7; Yoh. 16: 26; Gala. 4: 6).
Dalam bagian pertama Pengakuan
Iman Rasuli (Apostolicum) dinyatakan kepercayaan kepada Allah Bapa yang
menciptakan langit dan bumi. Itu berarti bahwa diri kita dan segala yang ada, baik yang
kelihatan maupun yang tidak kelihatan adalah diciptakan oleh Allah Bapa. Kita
manusia diperlengkapi dengan tubuh, jiwa, seluruh anggota tubuh, pikiran
dan perasaan kita, Tetapi bukan hanya
menciptakan, Dialah juga yang memelihara dan yang memerintah semua yang
diciptakan-Nya itu, dari awal hingga selama-lamanya. . Kepada kita diberikan
setiap hari, makanan, rumah, kampung halaman, keluarga, harta dan segala segala
sesuatu yang kita perlukan dalam hidup ini, melalui cara yang kita mengerti dan
yang tidak kita mengerti. Hidup kita dipelihara agar jangan binasa dan
dilindungi dari segala bahaya dan kejahatan. Segala kebaikan Allah itu
diberikan bukan karena kebaikan kelakukan kita, melainkan karena anugerah dan kebaikan Allah Bapa semata-mata.
Dialah juga yang memperanakkan Jesus Kristus
sejak dari kekal. Karena Dialah yang memperanakkan Yesus sejak dari kekal, dan
juga yang meciptakan kita, menciptakan alam semesta serta memelihara dan
memerintahnya, maka Dia disebut Bapa.
Jadi Dia bukan hanya Bapa dari orang yang percaya kepadaNya, tetapi juga Bapa
dari segala bangsa, karena Dialah juga yang menciptakan mereka. Sebagai Bapa yang menciptakan dan memelihara segala sesuatu, maka kepada-Nyalah kita yang percaya kepa-Nya berdoa melalui Yesus Kristus.
Dalam bagian kedua Pengakuan Iman
kita adalah kepercayaan Yesus Kristus.
Dia adalah Anak Allah, karena Dia
diperanakkan oleh Allah Bapa sejak dari kekal. Keberadaan Jesus Kristus sebagai
Anak Allah, tidak bisa diartikan dalam hubungan biologis, karena Allah itu
adalah Roh. Tetapi Jesus yang keberadaan-Nya sebagai Anak Allah sejak dari
kekal, mengosongkan diri-Nya turun ke dunia dan lahir sebagai manusia
(inkarnasi) untuk menyelamatkan manusia.
Namun Dia bukan lahir dari hasil perkawinan manusia. Dia dikandung oleh Maria
yang melahirkan-Nya dari Roh Kudus. Nama Yesus berarti Allah menyelamatkan
manusia, sedangkan Kristus ( bahasa Yunani) adalah gelar dari Yesus, yang artinya
Yang Diurapi. Dalam bahasa Ibrani disebut Mesias. Yesus telah diurapi oleh
Allah Bapa, menjadi Imam, Nabi dan Raja ( Maz. 45: 7; Yoh. 3: 34; Kis. 10: 38).
Dengan mengaku iman akan Yesus Kristus, kita mengaku Dialah satu-satu Juru
Selamat manusia dari kuasa dosa, dari kuasa kematian dan setan, dan memberi
kita hidup yang kekal. Dia membebaskan kita bukan dengan emas dan perak,
tetapi dengan darah-Nya yang kudus dan
mahal, dengan penderitan dan kematian-Nya, supaya kita menjadi milik-Nya dan
hidup menjadi warga kerajaan-Nya. Dalam penyataannya sebagai Yesus Kristus, Dia
mempunyai dua tabiat, yakni tabiat Allah dan tabiat manusia. Kedua tabiat itu
dipersatukan dalam pribadi Yesus Kristus. Keberadaan-Nya sebagai Anak Allah karena
Dia dilahirkan sejak dari kekal, dan keberadaannya sebagai manusia karena Dia dilahirkan oleh
Maria. Dengan dua tabiat itu, bukan berarti bahwa Dia hanya setengah Allah dan
setengah manusia. Tetapi Dia adalah seratus persen benar-benar Allah dan seratus persen benar-benar manusia. Penyatuan
ke dua tabiat itu dalam diri Yesus Kristus, mulai pada saat Dia menjelma menjadi
manusia. Dalam keberadaan-Nya sebagai manusia itulah Dia menunjukkan
kepedulian-Nya kepada penderitaan
manusia dan segala bangsa. Dia menyelamatkan, membebaskan manusia dari kuasa
iblis, dari perhambaan dosa dan dari
maut dan kematian. Dia menderita
sengsara hingga mati di kayu salib.
Dialah kesempurnaan korban pendamaian oleh Allah, karena dosa manusia. Dia
disalibkan, mati dan turun ke dalam kerajaan maut, bangkit dari kematian, lalu
naik ke sorga untuk kembali duduk bersama-sama dengan Allah Bapa. Kepada-Nya
telah diberikan olh Allah Bapa nama dia atas segala nama, supaya semua lutut
yang ada disorga, di bumi dan yang ada di bawah bumi sujud kepadaNya (Fil.2: 9-10). Di sanalah
Dia juga membela segala orang yang percaya dan memerintah semuanya, sebelum Dia
datang kembali ke dunia ini untuk menghakimi orang yang hidup dan yang mati.
Dalam bagian ketiga adalah
kepercayaan kepada Roh Kudus. Setelah Jesus menyelesaikan pekerjaan-Nya di
dunia ini dan kembali lagi ke pangkuan Allah Bapa di surga, maka Dia meminta kepada Bapa, supaya Roh Kudus
diutus menyertai murid-murid-Nya dan orang-orang yang percaya kepada-Nya untuk
menguatkan mereka dan melanjutkan karya penyelamatan Jesus di dunia ini. Roh Kudus adalah juga sungguh-sungguh Allah
bersama-sama dengan Bapa dan Anak, yang juga sudah ada sejak dari kekal. Dalam
karya penciptaan Allah akan dunia ini dan segala isinya ( Kejadian 1: 1) dan
juga dalam penciptaan manusia seperti disebut dalam nats hari ini ( Kejadian 1: 26-31) Roh Kudus sudah ada
bersama-sama dengan Allah Bapa dan Allah Anak. Lalu sekarang ini, Dialah yang membawa kita kepada iman dan juga
memampukan kita menjalani hidup kudus. Roh Kuduslah yang memanggil kita melalui Injil untuk ikut
serta menerima berkat rohani yang menjadi milik kita di dalam Krisus. Karya Roh
Kudus tidak bisa dilepaskan dari Injil. Injil adalah sarana Roh Kudus untuk
mewartakan kepada kita berkat Kristus dan untuk menciptakan iman di dalam diri kita.
Dengan iman, Roh Kudus mengerjakan pembaharuan atas seluruh hidup kita,
sehingga kita dimampukan untuk berjuang mengatasi dosa dan melakukan
pekerjaan-pekerjaan yang baik. Roh Kuduslah yang mengajar dunia tentang dosa,
kebenaran dan hukum Yoh.16: 8-15). Dialah yang memeteraikan keselamatan orang percaya,
membuat orang bertobat, menerangi, memperbaharui kepribadian, menuntun manusia
kepada kebenaran, mengajar manusia memuliakan Allah dan menyediakan senjata roh bagi orang-orang
percaya. ( Roma 8: 14-17; 1 Kor. 3: 16; Titus 3: 5). Roh Kudus iulah juga yang
mempersekutukan orang-orang beriman dalam satu persekutuan yakni gereja. Gereja
adalah milik Kristus dan dibangun di atas namaNya semata-mata. Gereja adalah juga
tubuh Kristus dan Kristuslah kepalanya. Karena itu sifat dari gereja itu adalah
esa, kudus dan universal (am) meliputi seluruh dunia di mana Injil iu
diberitakan. Roh Kuduslah juga yang
memberi kepercayaan kepada kita untuk
menerima pengampunan dosa yang diberikan
oleh Allah melalui Yesus Kristus, dan juga kepercayaan dan pengharapan akan kebangkitan daging dan hidup yang kekal. Selamat merayakan minggu Trinitatis atau Ketritunggalan Allah. Semoga
Allah Tritunggal senantiasa memberkati dan menyertai hidup kita. (Pdt MSM
Panjaitan )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar