MENGAPA ADA MINGGU-MINGGU ADVEN SEBELUM PERAYAAN NATAL?
Untuk pertama kali perayaan Natal pada setiap 25 Desember, baru diadakan di Roma tahun 354, yakni
dengan mengambil alih “hari pesta Matahari tak terkalahkan” (Sol Invictus) yang dirayakan masyarakat Romawi sebelum kekristenan. Dengan berbuat
seperti itu Umat Kristen tersebut mau menunjukkan kepada masyarakat setempat
bahwa Yesus Kristuslah “Matahari yang tak terkalahkan” itu. Dialah “Matahari kemenangan” bagi seluruh dunia dan bangsa-bangsa.
Pilihan itu tepat, karena sejak abad ke
4, kekristenan telah mengalami kemenangan di seluruh kekaisaran Romawi, sedangkan agama-agama yang
lama menjadi agama-agama yang ditaklukkan. Orang-orang Kristen
Roma menyebut perayaan itu ‘Dies Natalis” atau hari
kelahiran -Yesus Kristus. Mulai abad 11, hari kelahiran Kristus itu lebih dikenal di
Inggris dengan nama “Christmas” ( Mass of Christ), yang berasal dari kata
“Cristes Maesse” atau Misa Kristus.
Makna sebenarnya adalah merayakan anugerah terbesar yang Allah sediakan dalam
diri Yesus Kristus yang bersedia turun ke dunia sebagai Raja damai.
Sehubungan dengan
telah ditetapkannya 25 Desember sebagai Perayaan Kelahiran Yesus Kristus, maka
dalam Konsili Saragossa di Spanyol tahun 380 ditetapkanlah adanya masa
Adven sebelum Natal, sebagai kewajiban
bagi umat Kristen mempersiapkan diri,
supaya perayaan Natal itu benar-benar perayaan yang bersifat kristiani dan
membawa makna keselamatan bagi umat Kristen. Adven yang berati kedatangan
(Kristus) ditetapkan mulai pada hari Minggu terdekat dengan tanggal 30 Nopember
( antara tanggal 27 Nopember dan 3 Desember) dan berlangsung sampai malam Natal
24 Desember, yang terdiri 4 minggu Adven. Dalam masa itu belum diperkenankan
untuk merayakan Natal.
Karena itu masa Adven itu bukan hanya
sekedar untuk mempersiapkan perayaan Natal, agar perayaan itu secara seremonial
dan dekoratif bisa begitu bagus, indah dan mengagumkan kelihatannya, tetapi
lebih dari itu yakni untuk mempersiapkan diri setiap orang supaya kelahiran Yesus itu bisa benar-benar
membawa keselamatan dan kebahagiaan yang sesungguhnya bagi dirinya. Jadi firman
Tuhan yang disoarakan pada minggu-minggu Adven, adalah firman Allah yang
mengarah kepada perenungan pribadi akan dosa-dosa yang dilakukan sehingga
hatinya terdorong untuk bertobat, dan membuka diri untuk pembaharuan hidup dari
Yesus.
Belakangan ini masa-masa Adven itu hampir
tidak mempunyai makna lagi, tinggal hanya sebagai ungkapan-ungkapan tahun gerejawi saja, yang ditandai oleh penyalaan
lilin masing-masing pada Adven pertama, 1 lilin, Adven kedua 2 lilin,
Adven ketiga, tiga lilin, dan Adven
keempat, empat lilin. Masa adven itu
telah dikaburkan oleh banyaknya perayaan-perayaan natal yang hanya bersifat
seremonial, dekoratif dan hiburan saja. Ini bisa dilihat karena banyak yang
telah merayakan natal mulai dari hari-hari pertama dari masa adven itu sendiri.
Ini disebabkan karena perayaan natal itu semakin banyak dilakukan. Kalau yang
tadinya, itu hanya dilakukan pada malam
24 Desember dan tangal 25-26 Desember saja, dan kalau perlu setelah itu sampai
atas hari Epifanias. Semua kelompok anggota jemaat, kategorial, kelompok
masyarakat, kelompok marga, arisan,
sekolah-sekolah, telah melakukan perayaan natal, sehingga bisa menyita
banyak waktu, dana dan energi. Tetapi sering terkesan perayaan natal itu hanya
hanya kesempatan untuk bisa berkumpul, bergembira ria, dan makan-makan yang
lebih enak. Ada orang mengatakan bahwa dalam satu kali masa natal, seseorang
bisa sampai lebih dari sepuluh kali mengikuti perayaan natal. Tetapi perlu direnungkan, apakah dengan
banyak perayaan natal yang diikuti, dia semakin
mengenal Yesus itu, dan juga bisa semakin memahami atau menghayati arti
dan makna kedatangan Yesus ke dunia ini?. Sampai sekarang yang tetap konsisten
dengan pemanfaatan mingu-minggu adven untuk menjadi perenungan pribadi dan
mempersiapkan diri akan kedatangan Yesus Kristus ke dunia ini, dan mempersiapkan
diri untuk menantikan kedatangan Kristus yang ke dua kali adalah gereja Roma
Katolik, sedangkan bagi kebanyakan gereja-gereja Protestan makna masa adven itu
semakin kabur karena sudah disingkirkan oleh perayaan-perayaan natal yang
cenderung hanya menonjolkan seremonial, dekoratif dan kesenangan-kesenangan
duniawi yang sifatnya hanya sementara. Ini perlu direnungkan bersama agar ke
depan perayaan natal itu semakin bermakna sebagaimana dikehendaki oleh Yesus
Kristus yang kelahirannya dirayakan itu. Selamat merayakan minggu-minggu Adven bagi kita semua. (MSM)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar