Rabu, 09 Oktober 2019

ESKHATOLOGI

ESKHATOLOGI

Pdt. M.S.M. Panjaitan, M.Th

           Eskhatologi,  adalah pengajaran yang  berhubungan dengan masa “eskhaton”  (zaman akhir). Dalam eskhatologi kita membicarakan bagaimana kedatangan Kerajaan Allah secara sempurna. Oleh karena kesempurnaan dari kedatangan Kerejaan Allah itu belum dapat kita alami sekarang, maka tentulah ini menyangkut soal masa yang akan datang. Dan tentulah di dalam pokok ini juga disinggung hubungan dari kenyataan kesempurnaan Kerajaan Allah dan hari kiamat.

            Harus diakui bahwa dalam kitab PB   adalah sukar sekali untuk mengertikan pendirian Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah dan kedatangannya. Karena dalam pengajaran  Yesus ada dua unsur yang sejajar mengenai kedatangan kerajaan   Allah itu, yakni:

(1)    Pegajaran yang bersifat apokaliptik
(2)    Pengajaran yang bersifat immanental

Pengajaran yang bersifat apokaliptik mengajarkan bahwa kedatangan Kerajaan Allah itu secara tiba-tiba yang  masih dinantikan. Sesudah ada tanda-tanda di langit, maka turunlah Tuhan Yesus dari sorga datang dengan segala kemuliaannya untuk menegakkan Kerajaan Allah di atas bumi. Karena itu orang-orang percaya harus selalu berjaga-jaga dan harus memperhatikan tanda-tanda akhir zaman, karena kedatangan itu bisa saja terjadi sewaktu-waktu. ( Mat. 24; Mark. 14: 24-26; Luk. 21: 5-36; Kis. 1: 9-11).

            Pengajaran yang bersifat immanental juga ada dalam pengajaran Tuhan Yesus, yaitu dalam pengajarannya yang mengatakan bawha Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah manusia. Karena itu orang-orang percaya janganlah  melihat tanda-tanda akhir zaman seperti orang-orang berdosa. ( mis. Mat. 12: 38-39). Juga dikatakan bahwa Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tegah umat manusia. (Luk. 17: 20-21). Dan Kristus yang telah bangkit dari kematian akan selalu beserta dengan orang-orang percaya. (Mat. 28: 20).

            Jadi memang ada ketegangan pengertian dalam pengajaran Tuhan Yesus sendiri. Tetapi untuk menyelesaikan ketegangan itu ada beberapa cara yang dikemukakan oleh para ahli, yaitu:

(1)   Dengan mengatakan bawha Yesus sendiri memang agak kacau dalam soal ini, karena  dia mengajarkan  dua hal yang bertentangan.  Tetapi pendapat ini tidak dapat diterima, karena belum ada bukti bahwa Yesus pernah kacau dalam pikirannya.
(2)   Cara yang kedua ialah dengan mengatakan bahwa pengajaran yang asli dari Yesus memang bersifat apokaliptik. Tetapi para penulis Injil dikemudian hari atau orang-orang yang menyambung Injil itu secara oral kepada generasi selanjutnya salah mengerti dan menambahkan unsur-unsur yang immanental. Pendirian seperti ini misalnya dianut oleh Albert Schweitzer.  Menurut Shweitzer, memang Yesus  pada aslinya menanti-nantikan  kedatangan yang tiba-tiba dari Kerejaan Allah yang akan mengakhiri sejarah, dan Yesus juga malah mengatakan bahwa  para rasul dan  generasinya masih sempat mengalami hal itu. Tetapi nyata Yesus salah, di mana hari yang dinanti-nantikan itu tidak kunjung tiba. Karena itu para penulis Injil di kemudian hari terpaksa menambahkan unsur immanental terhadap pengajaran Yesus itu, yang dikatakan sekedar menutupi kesalahan Yesus. Itulah sebabnya kita dapat melihat adanya unsur immanental dalam Injil itu.
(3)   Cara ketiga ialah dengan mengatakan kebalikannya, yakni: unsur immanentallah yang meruapakan pengajaran Yesus yang asli. Kehadiran unsur-unsur apokaliptik dalam pengajaran itu disebabkan oleh salah pengertian  dari beberapa orang rasul yang memang mengingini kedatangan Kerejaan Allah yang tiba-tiba untuk menghapuskan unsur-unsur kejahatan yang ada di dunia secara cepat. Inilah pandangan dari Neo-liberalisme. Menurut paham ini sekiranyapun ada unsur apokaliptik dalam pengajaran asli dari Yesus itu hanyalah dalam arti kerohanian, bukan dalam arti kehancuran alam semesta secara fisik. Lagi pula menurut aliran ini segala sesuatu unsur apokaliptik harus kita anggap tidak ada karena hal itu dapat menimbulkan bahaya yaitu dapat membuat  orang-orang Kristen terlalu banyak mempergunakan waktu untuk menghitung-hitung kapan terjadinya akhir zaman itu berdasarkan ayat-ayat kitab Suci, seperti dilakukan golongan Adventis, pada mulanya dan juga golongan Saksi Jahowa kemudian.  Menurut Neo-liberalisme dan aliran-aliran yang serupa dengan itu, kedatangan Kerajaan Allah tidak akan pernah terjadi secara tiba-tiba. Yesus sendiri mengumpamakan kedatangan Kerejaan Allah itu  dan perkembangannya seperti ragi dan biji sesawi. Ini berarti bahwa Kerajaan Allah berkembang dalam sejarah manusia secara lambat-laun.

Bagaimana pendirian kita? Dalam uraian di atas belum dibedakan dua hal yang berbeda yaitu kedatangan dan perkembangan Kerajaan Allah di dunia ini  dengan hari kiamat. Pada hal ke dua hal itu harus dibeda-bedakan, karena Yesus sendiri membedakannya. Mengenai Kedatangan Kerajaan Allah di tengah-tengah manusia, memang tidak selalu didahului oleh “disaster” atau bencana seperti kerusakan, kehancuran, dll. Perumpamaan tentang ragi dan biji sesawi adalah benar. Gereja Kristus mulai dari suatu persekutuan kecil di Palestina, lalu berkembang ke Asia Kecil, lalu ke Eropa, ke Amerika, dan pada abad 19 ke Asia dan Afrika.
Kita tidak dapat menyangkal bahwa suatu bangsa dapat dikunjungi oleh Allah secara tiba-tiba. Namun arti tiba-tiba di sana harus diartikan dalam arti evolusi, sama seperti suku Batak yang didatangi oleh para penginjil dari Eropa pada abad 19 yang lalu. Jaranglah terjadi dalam sejarah, bahwa orang menjadi Kristen dalam waktu yang begitu pendek, tetapi hanya bersifat berangsur-angsur saja. Banyak hal yang bisa menentukan perkembangan secara pribadi  dan suku.
Kita harus membedakan perkembangan Kerajaan Allah di dunia dengan hari kiamat, yaitu perbedaan mana tidak jelas nampak dalam uraian di atas. Bagi kita hari kiamat bukanlah hal yang berangsur-angsur terjadi, tetapi secara tiba-tiba.  “The end of the world” sering digambarkan seperti  keadaan yang diakibatkan oleh perang nuklir atau bom atom.  Menurut kita kiamat dunia terjadi secara tiba-tiba. Pengertian teologis  ini mendapat sokongan dari ilmu falak, yang telah membuktikan akan adanya pada suatu waktu  bumi atau planit-planit yang bertubrukan satu sama lain dalam sejarah alam semesta. Jadi bila hal itu terjadi kepada bumi kita, ini dapat dimengerti sebagai alat Allah untuk melenyapkan bumi ini.  Dalam II Petrus 3: 10, ditunjukkan betapa dahsyatnya  ketiba-tibaan itu akan terjadi.

Sebelum kita melanjutkan pandangan kita tentang hari kiamat, ada baiknya kita membicarakan lebih dahulu  pandangan Adventis, Saksi Jahowa dan lain-lain yang serupa, mengenai hari kiamat. Pandangan golongan ini sangat menarik sekali, sehingga populer  di kalangan banyak orang Kristen. Pandangan mereka dapat dimengerti dalam sketch  sbb: Kesengsaraan timbul, karena Iblis mengamuk. Tetapi Kristus datang untuk mengakhiri zaman   (Kedatangan ke dua kali dari Kristus)Penghakiman bangsa-bangsa: Mat. 25: 41-41-46.






Orang mati dalam kesengsaraan itu bangkit lagi (kebangkitan  orang percaya ke dua), setelah Kristus datang ke dua kali (Wahyu 20). Lalu terjadilah Kerajaan Seribu tahun itu (Millenium). Inilah yang menyatakan kebesaran Kristus ( Wahyu 20: 4; II Tim. 2: 12; Yes. 2: 2-4; Mik. 4: 5; Zep. 3: 14-20).


Setelah Kerajaan Seribu tahun Iblis dilepas dari ikatannya (Wahyu. 20: 7 –10; Ibra.2: 14).  Sesudah itu terjadilah kebangkitan dan pengadilan (penghakiman) yang terakhir.

Pandangan ini sangat populer di antara sekte-sekte  yang lain, terlebih-lebih  dikalangan Saksi  Jahowa. Bahkan ada juga pendeta-pendeta di gereja-gereja Protestan yang menerima pandangan ini.

Yang menjadi pertikaian di antara sekte-sekte tersebut di atas adalah soal tahun dari kedatangan Kristus ke dua kali. Memang semua orang setuju bahwa kedatangan ke dua kali itu akan terjadi sebelum  “ Millenium” (kerajaan seribu tahun).  Tetapi mengenai waktunya kapan itu akan terjadi mereka berbeda pendapat. Pada abad 19 yang lalu  tokoh dari gerakan Adventis, William Miller (1782 – 1849) , meramalkan bahwa kedatangan Kristus yang ke dua kali itu akan terjadi  21 Maret 1843. Seorang pengikutnya , Joshua Himes, mengumumkan pikiran ini. Untuk itu dia menerbitkan sebuah buku yang berjuduL : “Evidence from Scripture and History of the Second Coming of Christ about the year 1843”.  Banyak orang yang mempercayai itu, sehingga pada waktu yang ditentukan berkumpul lebih dari lima puluh ribu orang pengikutnya untuk menyambut kedatangan Kristus. Tetapi apa yang mereka nantikan tidak terjadi.

Lalu dikemudian hari, Charles Taze  Russel (1852-1916), pendiri dari aliran Saksi Jahowa, mengatakan bahwa  Kristus itu pasti akan datang pada tahun 1914. Tetapi  pada tahun itu kenyataan bukan Kristus yang datang, tetapi Iblis yang mengamuk karena  pada waktu itu meletuslah Perang Dunia I. Tetapi yang paling merusak dalam pegajaran Saksi Jahowa ialah pengajarannya yang mengatakan bahwa  bumi ini akan kekal adanya, dan sorga atau kekekalan itu akan terjadi di dunia ini. Pandangan ini telah mengabaikan apa yang dikatakan dalam II Petrus 3: 10, bahwa bumi kita ini pada akhirnya akan hancur adanya. Dan begitulah memang pendapat Alkitab, bahwa  bumi dan seluruh alam semesta akan hancur.  Namun kita tidak tahu bagaimana caranya itu terjadi. Sangat menarik juga diperhatikan, bahwa ilmu falak atau ilmu alam juga  membicarakan akan terjadinya kerusakan alam semesta  pada suatu waktu. Ilmu falak juga penah mengatakan bahwa pada waktu yang silam, pernah terjadi satu planit  bertubrukan dengan palanit yang lain. Dan mungkin   demikianlah halnya bumi kita ini  bisa saja akan bertubrukan dengan planit-planit yang lain. Atau mungkin juga Galaxi lain akan berlanggar dengan Galaxi kita. Atau mungkin, pada suatu waktu, hukum tarik –menarik dari planit-planit dalam Galaxi kita akan terganggu sehinga terjadi pelanggaran  planit yang satu dengan planit yang lin. Dalam ilmu pengetahuan yang lain misalnya Geology (ilmu bumi) mengakan:  banyaknya volume air di bumi masih seimbang dengan temperatur atau suhu kepanasan di pusat bumi. Tentu ada saatnya entah kapan, keseimbangan itu  akan terganggu, sehingga bumi akan terbakar atau meledak.

Filsafat juga membicarakan bahwa segala yang mempunyai eksistensi akan berakhir, apalagi golongan Idealisme yang mengatakan bahwa hanya yang bersifat Idelah yang  kekal , sedangkan segala yang bersifat materi adalah fana. Dengan demikian apabila agama Kristen mengajarkan bahwa hari kiamat dari bumi dan alam semesta  akan terjadi, itu bukanlah ajaran yang bertentangan dengan pengertian manusia.

Hanya kita tidak tahu soal kapan itu akan terjadi. Dalam kitab Injil yang empat itu, kita memang ditugaskan untuk memperhatikan tanda-tanda zaman. Tetapi hal itu hanya sebatas memperhatikan bukan menafsirkan. Biasanya dalam tradisi teologi Kristen , tanda-tanda zaman itu ialah: kembalinya orang Israel ke Palestina, lalu tersebarnya Injil ke segenap bangsa, dan adanya khaos secara universal (menyeuluruh).  Tetapi tentang tanda-tanda zaman yang tiga itu sukar ditafsirkan, karena dalam arrti apakah yang dimaksudkan dengan kembalinya orang Israel ke Palestina. Misalnya peristiwa yang terjadi sampai sekarang di Palestina, apakah dengan demikian sudah bisa dianggap bahwa orang Israel telah kembali ke Palestina, karena sampai sekarang masih banyak bangsa di dunia yang belum mengakui ke ‘bangsa” an Israel. Pengertian bangsa juga berbeda-beda, apakah maksudnya marga atau suku-suku.  Demikian juga halnya dengan tanda yang kedua, tersebarnya Injil ke segenap bangsa. Sampai dimanakah  bangsa-bangsa yang dimaksud yang harus menertima Injil itu,  juga sulit ditafsirkan. Tentang tanda ketiga, adanya khaos secara universal. Sampai di manakah artinya khaos itu. Apakah  peristiwa-peristiwa  seperti perang antara bangsa,  terosrisme,  pembunuhan massal,  dll. yang banyak terjadi belakangan ini di senatero dunia, itukah yang dimaksud dengan khaos itu. 

Kita tidak perlu dirisaukan dengan soal waktu kapan itu akan terjadi. Tuhan Yesus sudah pernah mengingatkan, bahwa mengenai waktunya itu, tidak seorangpun yang bisa tahu, termasuk Anak Manusia (Yesus) itu sendiri.  Hanya Bapa sendiri yang mengetahui.( Mat. 24: 29-36). Yang perlu bagi kita ialah supaya senantiasa berjaga-jaga. (Mat. 24: 37-44).

(msm)
                                                                                    


Tidak ada komentar:

Posting Komentar