ESKHATOLOGI
Pdt. M.S.M. Panjaitan, M.Th
Eskhatologi, adalah pengajaran yang berhubungan dengan masa “eskhaton” (zaman akhir). Dalam eskhatologi kita
membicarakan bagaimana kedatangan Kerajaan Allah secara sempurna. Oleh karena kesempurnaan dari kedatangan Kerejaan Allah itu belum
dapat kita alami sekarang, maka tentulah ini menyangkut soal masa yang akan datang. Dan tentulah di dalam pokok ini juga
disinggung hubungan dari kenyataan kesempurnaan Kerajaan Allah dan hari kiamat.
Harus
diakui bahwa dalam kitab PB adalah sukar
sekali untuk mengertikan pendirian Tuhan Yesus tentang Kerajaan Allah dan kedatangannya.
Karena dalam pengajaran Yesus ada dua
unsur yang sejajar mengenai kedatangan kerajaan Allah itu, yakni:
(1) Pegajaran yang bersifat apokaliptik
(2) Pengajaran yang bersifat immanental
Pengajaran yang bersifat apokaliptik
mengajarkan bahwa kedatangan Kerajaan Allah itu secara tiba-tiba yang
masih dinantikan. Sesudah ada tanda-tanda di langit, maka turunlah Tuhan
Yesus dari sorga datang dengan segala kemuliaannya untuk menegakkan Kerajaan Allah di atas bumi. Karena itu orang-orang
percaya harus selalu berjaga-jaga dan harus memperhatikan tanda-tanda akhir
zaman, karena kedatangan itu bisa saja terjadi sewaktu-waktu. ( Mat. 24; Mark.
14: 24-26; Luk. 21: 5-36; Kis. 1: 9-11).
Pengajaran
yang bersifat immanental juga ada dalam pengajaran Tuhan Yesus, yaitu dalam
pengajarannya yang mengatakan bawha Kerajaan Allah sudah ada di tengah-tengah
manusia. Karena itu orang-orang percaya janganlah melihat tanda-tanda akhir zaman seperti
orang-orang berdosa. ( mis. Mat. 12: 38-39). Juga dikatakan bahwa Kerajaan
Allah sudah ada di tengah-tegah umat manusia. (Luk. 17: 20-21). Dan Kristus
yang telah bangkit dari kematian akan selalu beserta dengan orang-orang
percaya. (Mat. 28: 20).
Jadi
memang ada ketegangan pengertian dalam pengajaran Tuhan Yesus sendiri. Tetapi
untuk menyelesaikan ketegangan itu ada beberapa cara yang dikemukakan oleh para
ahli, yaitu:
(1) Dengan mengatakan bawha Yesus sendiri
memang agak kacau dalam soal ini, karena
dia mengajarkan dua hal yang
bertentangan. Tetapi pendapat ini tidak
dapat diterima, karena belum ada bukti bahwa Yesus pernah kacau dalam
pikirannya.
(2) Cara yang kedua ialah dengan mengatakan
bahwa pengajaran yang asli dari Yesus memang bersifat apokaliptik. Tetapi para
penulis Injil dikemudian hari atau orang-orang yang menyambung Injil itu secara
oral kepada generasi selanjutnya salah mengerti dan menambahkan unsur-unsur
yang immanental. Pendirian seperti ini misalnya dianut oleh Albert Schweitzer. Menurut Shweitzer, memang Yesus pada aslinya menanti-nantikan kedatangan yang tiba-tiba dari Kerejaan Allah
yang akan mengakhiri sejarah, dan Yesus juga malah mengatakan bahwa para rasul dan generasinya masih sempat mengalami hal itu. Tetapi nyata Yesus salah, di mana hari yang
dinanti-nantikan itu tidak kunjung tiba. Karena itu para penulis Injil di
kemudian hari terpaksa menambahkan unsur immanental terhadap pengajaran Yesus
itu, yang dikatakan sekedar menutupi kesalahan Yesus. Itulah sebabnya kita
dapat melihat adanya unsur immanental dalam Injil itu.
(3) Cara ketiga ialah dengan mengatakan
kebalikannya, yakni: unsur immanentallah yang meruapakan pengajaran Yesus yang
asli. Kehadiran unsur-unsur apokaliptik dalam pengajaran itu disebabkan oleh
salah pengertian dari beberapa orang
rasul yang memang mengingini kedatangan Kerejaan Allah yang tiba-tiba untuk
menghapuskan unsur-unsur kejahatan yang ada di dunia secara cepat. Inilah
pandangan dari Neo-liberalisme. Menurut paham ini sekiranyapun ada unsur
apokaliptik dalam pengajaran asli dari Yesus itu hanyalah dalam arti
kerohanian, bukan dalam arti kehancuran alam semesta secara fisik. Lagi pula
menurut aliran ini segala sesuatu unsur apokaliptik harus kita anggap tidak ada
karena hal itu dapat menimbulkan bahaya yaitu dapat membuat orang-orang Kristen terlalu banyak
mempergunakan waktu untuk menghitung-hitung kapan terjadinya akhir zaman itu
berdasarkan ayat-ayat kitab Suci, seperti dilakukan golongan Adventis, pada
mulanya dan juga golongan Saksi Jahowa kemudian. Menurut Neo-liberalisme dan aliran-aliran
yang serupa dengan itu, kedatangan Kerajaan Allah tidak akan pernah terjadi
secara tiba-tiba. Yesus sendiri mengumpamakan kedatangan Kerejaan Allah itu dan perkembangannya seperti ragi dan biji
sesawi. Ini berarti bahwa Kerajaan Allah berkembang
dalam sejarah manusia secara lambat-laun.
Bagaimana pendirian kita? Dalam uraian di
atas belum dibedakan dua hal yang berbeda yaitu kedatangan dan perkembangan Kerajaan Allah di dunia ini dengan hari kiamat. Pada hal ke dua hal itu
harus dibeda-bedakan, karena Yesus sendiri membedakannya. Mengenai Kedatangan
Kerajaan Allah di tengah-tengah manusia, memang tidak selalu didahului oleh
“disaster” atau bencana seperti kerusakan,
kehancuran, dll. Perumpamaan tentang ragi dan biji sesawi adalah benar. Gereja
Kristus mulai dari suatu persekutuan kecil di Palestina, lalu berkembang ke
Asia Kecil, lalu ke Eropa, ke Amerika, dan pada abad 19 ke Asia dan Afrika.
Kita tidak dapat menyangkal bahwa suatu
bangsa dapat dikunjungi oleh Allah secara tiba-tiba. Namun arti tiba-tiba di
sana harus diartikan dalam arti evolusi, sama seperti suku Batak yang didatangi
oleh para penginjil dari Eropa pada abad 19 yang lalu. Jaranglah terjadi dalam
sejarah, bahwa orang menjadi Kristen dalam waktu yang begitu pendek, tetapi
hanya bersifat berangsur-angsur saja. Banyak hal yang bisa menentukan
perkembangan secara pribadi dan suku.
Kita harus membedakan perkembangan Kerajaan Allah di dunia dengan hari kiamat, yaitu
perbedaan mana tidak jelas nampak dalam uraian di atas. Bagi kita hari kiamat
bukanlah hal yang berangsur-angsur terjadi, tetapi secara tiba-tiba. “The end of the world” sering digambarkan
seperti keadaan yang diakibatkan oleh
perang nuklir atau bom atom. Menurut
kita kiamat dunia terjadi secara tiba-tiba. Pengertian teologis ini mendapat sokongan dari ilmu falak, yang
telah membuktikan akan adanya pada suatu waktu
bumi atau planit-planit yang bertubrukan satu sama lain dalam sejarah
alam semesta. Jadi bila hal itu terjadi kepada bumi kita, ini dapat dimengerti
sebagai alat Allah untuk melenyapkan bumi ini.
Dalam II Petrus 3: 10, ditunjukkan betapa dahsyatnya ketiba-tibaan itu akan terjadi.
Sebelum kita melanjutkan pandangan kita tentang hari kiamat, ada baiknya kita membicarakan lebih dahulu pandangan Adventis, Saksi Jahowa dan lain-lain yang serupa, mengenai hari kiamat. Pandangan golongan ini sangat menarik sekali, sehingga populer di kalangan banyak orang Kristen. Pandangan mereka dapat dimengerti dalam sketch sbb: Kesengsaraan timbul, karena Iblis mengamuk. Tetapi Kristus datang untuk mengakhiri zaman (Kedatangan ke dua kali dari Kristus); Penghakiman bangsa-bangsa: Mat. 25: 41-41-46.
Sebelum kita melanjutkan pandangan kita tentang hari kiamat, ada baiknya kita membicarakan lebih dahulu pandangan Adventis, Saksi Jahowa dan lain-lain yang serupa, mengenai hari kiamat. Pandangan golongan ini sangat menarik sekali, sehingga populer di kalangan banyak orang Kristen. Pandangan mereka dapat dimengerti dalam sketch sbb: Kesengsaraan timbul, karena Iblis mengamuk. Tetapi Kristus datang untuk mengakhiri zaman (Kedatangan ke dua kali dari Kristus); Penghakiman bangsa-bangsa: Mat. 25: 41-41-46.
Setelah Kerajaan Seribu tahun Iblis dilepas dari ikatannya (Wahyu. 20: 7 –10; Ibra.2: 14). Sesudah itu terjadilah kebangkitan dan pengadilan (penghakiman) yang terakhir.
Pandangan
ini sangat populer di antara sekte-sekte
yang lain, terlebih-lebih
dikalangan Saksi Jahowa. Bahkan
ada juga pendeta-pendeta di gereja-gereja Protestan yang menerima pandangan
ini.
Yang
menjadi pertikaian di antara sekte-sekte tersebut di atas adalah soal tahun
dari kedatangan Kristus ke dua kali. Memang semua orang setuju bahwa kedatangan
ke dua kali itu akan terjadi sebelum “
Millenium” (kerajaan seribu tahun).
Tetapi mengenai waktunya kapan itu akan terjadi mereka berbeda pendapat.
Pada abad 19 yang lalu tokoh dari
gerakan Adventis, William Miller (1782 – 1849) , meramalkan bahwa kedatangan
Kristus yang ke dua kali itu akan terjadi
21 Maret 1843. Seorang pengikutnya , Joshua Himes, mengumumkan pikiran
ini. Untuk itu dia menerbitkan sebuah buku yang berjuduL : “Evidence from
Scripture and History of the Second Coming of Christ about the year 1843”. Banyak orang yang mempercayai itu, sehingga
pada waktu yang ditentukan berkumpul lebih dari lima puluh ribu orang
pengikutnya untuk menyambut kedatangan Kristus. Tetapi apa yang mereka nantikan
tidak terjadi.
Lalu
dikemudian hari, Charles Taze Russel
(1852-1916), pendiri dari aliran Saksi Jahowa, mengatakan bahwa Kristus itu pasti akan datang pada tahun
1914. Tetapi pada tahun itu kenyataan
bukan Kristus yang datang, tetapi Iblis yang mengamuk karena pada waktu itu meletuslah Perang Dunia I.
Tetapi yang paling merusak dalam pegajaran Saksi Jahowa ialah pengajarannya
yang mengatakan bahwa bumi ini akan
kekal adanya, dan sorga atau kekekalan itu akan terjadi di dunia ini. Pandangan
ini telah mengabaikan apa yang dikatakan dalam II Petrus 3: 10, bahwa bumi kita
ini pada akhirnya akan hancur adanya. Dan begitulah memang pendapat Alkitab,
bahwa bumi dan seluruh alam semesta akan
hancur. Namun kita tidak tahu bagaimana
caranya itu terjadi. Sangat menarik juga diperhatikan, bahwa ilmu falak atau
ilmu alam juga membicarakan akan
terjadinya kerusakan alam semesta pada
suatu waktu. Ilmu falak juga penah mengatakan bahwa pada waktu yang silam, pernah
terjadi satu planit bertubrukan dengan
palanit yang lain. Dan mungkin demikianlah
halnya bumi kita ini bisa saja akan
bertubrukan dengan planit-planit yang lain. Atau mungkin juga Galaxi lain akan
berlanggar dengan Galaxi kita. Atau mungkin, pada suatu waktu, hukum tarik
–menarik dari planit-planit dalam Galaxi kita akan terganggu sehinga terjadi
pelanggaran planit yang satu dengan
planit yang lin. Dalam ilmu pengetahuan yang lain misalnya Geology (ilmu bumi)
mengakan: banyaknya volume air di bumi
masih seimbang dengan temperatur atau suhu kepanasan di pusat bumi. Tentu ada
saatnya entah kapan, keseimbangan itu
akan terganggu, sehingga bumi akan terbakar atau
meledak.
Filsafat
juga membicarakan bahwa segala yang mempunyai eksistensi akan berakhir, apalagi
golongan Idealisme yang mengatakan bahwa hanya yang bersifat Idelah
yang kekal , sedangkan segala yang
bersifat materi adalah fana. Dengan demikian apabila agama Kristen mengajarkan
bahwa hari kiamat dari bumi dan alam semesta
akan terjadi, itu bukanlah ajaran yang bertentangan dengan pengertian
manusia.
Hanya
kita tidak tahu soal kapan itu akan terjadi. Dalam kitab Injil yang empat itu,
kita memang ditugaskan untuk memperhatikan tanda-tanda zaman. Tetapi hal itu
hanya sebatas memperhatikan bukan menafsirkan. Biasanya dalam tradisi teologi
Kristen , tanda-tanda zaman itu ialah: kembalinya orang Israel ke Palestina,
lalu tersebarnya Injil ke segenap bangsa, dan adanya khaos secara universal
(menyeuluruh). Tetapi tentang
tanda-tanda zaman yang tiga itu sukar ditafsirkan, karena dalam arrti apakah
yang dimaksudkan dengan kembalinya orang Israel ke Palestina. Misalnya
peristiwa yang terjadi sampai sekarang di Palestina, apakah dengan demikian
sudah bisa dianggap bahwa orang Israel telah kembali ke Palestina, karena
sampai sekarang masih banyak bangsa di dunia yang belum mengakui ke ‘bangsa” an
Israel. Pengertian bangsa juga berbeda-beda, apakah maksudnya marga atau
suku-suku. Demikian juga halnya dengan
tanda yang kedua, tersebarnya Injil ke segenap bangsa. Sampai dimanakah bangsa-bangsa yang dimaksud yang harus
menertima Injil itu, juga sulit
ditafsirkan. Tentang tanda ketiga, adanya khaos secara universal. Sampai di
manakah artinya khaos itu. Apakah
peristiwa-peristiwa seperti
perang antara bangsa, terosrisme, pembunuhan massal, dll. yang banyak terjadi belakangan ini di
senatero dunia, itukah yang dimaksud dengan khaos itu.
Kita
tidak perlu dirisaukan dengan soal waktu kapan itu akan terjadi. Tuhan Yesus
sudah pernah mengingatkan, bahwa mengenai waktunya itu, tidak seorangpun yang
bisa tahu, termasuk Anak Manusia (Yesus) itu sendiri. Hanya Bapa sendiri yang mengetahui.( Mat. 24:
29-36). Yang perlu bagi kita ialah supaya senantiasa berjaga-jaga. (Mat. 24:
37-44).
(msm)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar