Kamis, 06 Oktober 2022

MELAKUKAN KEHENDAK ALLAH ( RENUNGAN 8 sEPTEMBER 2013, MATIUS 7: 15-23)

 

Renungan 8 September 2013; Ev.  Mat. 7: 15-23;  Ep. YOH. 4: 31-42

Melakukan kehendak Allah

                Pada akhir khotbahnya di atas bukit, Yesus memperingatkan murid-muridNya akan munculnya nabi-nabi palsu yang masuk ke tengah-tengah jemaat. Mereka menyamar dengan mengenakan bulu domba, tetapi mereka adalah serigala yang buas. Mereka  berlakon  pura-pura baik, pura-pura hidup suci dan hidup beriman, tetapi hati mereka adalah jahat, ganas dan buas, yang memangsa orang-orang Kristen atau anggota jemaat itu sendiri. Dari luar memang para nabi palsu itu kelihatan persis seperti domba, sehingga sulit untuk membedakan mereka dari domba-domba yang lain.

                Nabi-nabi palsu yang Yesus maksudkan ialah orang-orang yang mengaku diutus oleh Tuhan memberitakan Firman Tuhan pada  hal sebenarnya tidak. Bisa saja banyak orang yang tertarik kepada mereka dengan kepura-puraan berlaku sebagai utusan Tuhan yang benar. Tutur katanya yang bagus, soaranya yang enak di dengar, dan bahkan berusaha meniru-niru perbuatan Yesus mengusir setan, menyembuhkan orang sakit, membuat mujizat demi nama Yesus. Menurut Yesus  nabi-nabi palsu  melakukan perbuatan-perbuatan mereka pada dasarnya bukan untuk membesarkan nama Yesus, tetapi membesarkan nama mereka sendiri, dengan mencari popularitas mereka sekaligus mencari kemuliaan dan keuntungan mereka sendiri. Ini juga berhubungan dengan banyaknya bermunculan belakangan ini orang-orang yang menyebut dirinya sebagai hamba Tuhan, orang yang mendapat panggilan dari Tuhan untuk memberitakan FirmanNya, tetapi sering menyalahgunakan kedudukan dan posisi mereka untuk memperkaya diri sendiri. Dalam menjalankan pekerjaannya mereka sering mengatakan bahwa mereka menjalankan tugas pelayanan, tetapi pada dasarnya mereka sering berharap bahwa merekalah yang harus dilayani. Karena kehadiran orang-orang seperti inilah Yesus memperingatkan murid-muridnya dan orang-orang percaya kepadaNya sepanjang zaman: “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu”. Untuk membedakan nabi yang benar dan nabi yang palsu bukan dari kata-katanya, tetapi dari tindakan dan perbuatannya  sehari-hari terhadap sesamanya. Nabi yang benar adalah orang yang murni menerima tuntunan dari Roh Kudus, dan tidak cukup hanya mengatakan bahwa  Roh Kudus berdiam dalam dirinya, tetapi harus membuahkan buah-buah roh seperti yang disebut oleh Rasul Paulus  dalam Galatia 5: 22, yakni: kasih, sukacita, damai-sejahtera, kesabaran, kemurahan, kebaikan kesetiaan, kelemah-lembutan dan penguasaan diri.

                Khotbah Yesus ini tidak hanya mengingatkan kita supaya waspada terhadap nabi-nabi palsu, tetapi juga mengingatkan kita supaya jangan ada kepalsuan (munafik) dalam hidup beribadah kepada Tuhan. Tidak semua  orang yang berseru kepada Yesus: “Tuhan, Tuhan”, masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa yang di sorga. Jadi di sini jelas terlihat ada relasi dari iman dan perbuatan yang baik, yakni perbuatan yang melakukan kehendak Allah dengan taat dan takut kepada Tuhan. Kepada orang-orang yang tidak melakukan kehendak Allah dalam hidupnya, Tuhan Yesus pada hari penghakiman yang terakhir itu akan mengatakan: “Aku tidak pernah mengenal kamu! Enyahlah dari padaKu, kamu sekalian pembuat kejahatan”.   Amin. (msm).                                                                       

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar